Hamas Sebut akan Melewatkan Penandatanganan Perjanjian Damai Gaza Jika Israel Tetap Melakukan Agresi

R24/tya
Dalam pandangan udara ini, orang-orang berjalan di tengah kehancuran di Kota Gaza di Jalur Gaza utara pada 11 Oktober 2025, sehari setelah gencatan senjata diberlakukan/ AFP
Dalam pandangan udara ini, orang-orang berjalan di tengah kehancuran di Kota Gaza di Jalur Gaza utara pada 11 Oktober 2025, sehari setelah gencatan senjata diberlakukan/ AFP

RIAU24.COM - Seiring dengan kemajuan perundingan dan berlakunya gencatan senjata di Gaza, Hamas menyatakan tidak akan berpartisipasi dalam penandatanganan resmi perjanjian damai Gaza di Mesir.

Kelompok militan Palestina tersebut menambahkan bahwa mereka bertindak terutama melalui mediator Qatar dan Mesir selama perundingan gencatan senjata.

Seorang pejabat senior Hamas juga menyatakan siap melawan jika Israel melanjutkan perang di wilayah tersebut.

“Soal penandatanganan resmi – kami tidak akan terlibat,” kata anggota biro politik Hamas Hossam Badran kepada AFP dalam sebuah wawancara pada Sabtu (11 Oktober).

"Kami berharap tidak akan kembali ke (perang), tetapi rakyat Palestina dan pasukan perlawanan niscaya akan menghadapi dan mengerahkan seluruh kemampuan mereka untuk menangkal agresi ini jika pertempuran ini terpaksa dilakukan," tambahnya.

'Kesulitan' dalam perundingan damai Gaza?

Sementara fase pertama rencana perdamaian Presiden AS Donald Trump di Gaza sedang dilaksanakan, dengan gencatan senjata yang berlaku sekarang, Badran menyatakan bahwa negosiasi atas fase kedua kesepakatan itu akan rumit dan sulit.

"Fase kedua dari rencana Trump, sebagaimana jelas dari poin-poinnya sendiri, mengandung banyak kerumitan dan kesulitan," kata anggota biro politik Hamas tersebut.

Ia menambahkan bahwa tidak masuk akal bagi kelompok militan Palestina untuk meninggalkan Gaza setelah perang berakhir.

"Pembicaraan tentang pengusiran warga Palestina, baik anggota Hamas atau bukan, dari tanah mereka adalah hal yang absurd dan tidak masuk akal," katanya mengenai rencana perdamaian Trump yang juga mengusulkan pelucutan senjata Hamas.

Hamas mengatakan perlucutan senjata 'tidak mungkin'

Hamas juga mengatakan bahwa pelucutan senjata sebagai bagian dari rencana Trump untuk Gaza ‘tidak mungkin’ dan ‘tidak bisa dinegosiasikan.’

Seorang pejabat senior mengatakan kepada AFP, "Usulan penyerahan senjata tidak mungkin dan tidak bisa dinegosiasikan."

Sementara itu, utusan AS Steve Witkoff dan Jared Kushner saat ini berada di Israel untuk mengawasi gencatan senjata di Gaza.

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak