RIAU24.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin berpidato di forum Valdai pada hari Kamis (2 Oktober) dan menantang para pesaing negaranya.
"Jika ada yang ingin memulai konflik dengan Rusia, silakan saja. Jangan berpikir Rusia akan menunjukkan kelemahan atau keraguan," kata presiden Rusia.
"Kita hidup di masa ketika segala sesuatunya berubah dengan cepat, kita perlu bersiap menghadapi apa pun. Isu-isu polisentrisme di dunia patut mendapat perhatian khusus saat ini. Kita harus siap menghadapi apa pun," tambahnya.
Putin selanjutnya menjanjikan tanggapan signifikan terhadap militerisasi Eropa.
"Kami terus memantau dengan saksama meningkatnya militerisasi di Eropa," ujarnya kepada hadirin, seraya menambahkan, "tindakan balasan oleh Rusia tidak akan lama lagi. Respons terhadap ancaman semacam itu akan sangat signifikan."
"Kita mendengar—dan Anda tahu ini—di Jerman, misalnya, mereka mengatakan bahwa tentara Jerman harus sekali lagi menjadi yang terkuat di Eropa. Baiklah, baiklah, kita mendengarkan dengan saksama, mengamati. Apa sebenarnya maksudnya? Saya rasa tidak ada yang meragukan bahwa respons Rusia tidak akan lama lagi. Respons terhadap ancaman-ancaman ini, secara halus, akan sangat meyakinkan. Itu justru sebuah respons; kita sendiri tidak pernah memulai konfrontasi militer," kata Putin.
"Tetapi jika ada yang ingin bersaing dengan kami di bidang militer, maka, seperti yang kami katakan, kehendak bebas, biarkan mereka mencoba. Rusia telah membuktikan berkali-kali bahwa ketika muncul ancaman terhadap keamanan kami, kedamaian dan ketenangan warga negara kami, kedaulatan kami, dan kenegaraan kami, kami akan merespons dengan cepat. Tidak perlu memprovokasi kami. Tidak pernah ada kasus di mana hal ini tidak berakhir buruk bagi si provokator. Tidak perlu mengharapkan pengecualian di sini, dan tidak akan ada pengecualian di masa mendatang. Sejarah kami telah membuktikan bahwa kelemahan tidak dapat diterima karena menciptakan godaan, ilusi bahwa suatu masalah dengan kami dapat diselesaikan dengan kekerasan. Rusia tidak akan pernah menunjukkan kelemahan atau keraguan," tambah pemimpin tertinggi Rusia itu.
(***)