RIAU24.COM - Kandis – Dalam semangat menuju Indonesia Emas 2045, Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) bersama tokoh masyarakat, tokoh agama, organisasi masyarakat (Ormas), organisasi kepemudaan (OKP), serta unsur pimpinan Kecamatan Kandis menyatukan komitmen menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas). Kesepakatan ini ditegaskan dalam pertemuan di Warkop Kandis 88, Jalan Lintas Pekanbaru–Duri KM 73, Selasa (16/9).
Acara dihadiri Kapolsek Kandis KOMPOL H. Herman Pelani, S.H., M.H., Camat Kandis Said Irwan, S.E., M.IP, Danramil Kandis yang diwakili Serda Darma, Ketua FPK Kandis Subambang Isa Anshari, S.Hi, serta para tokoh lintas suku, agama, dan organisasi di Kecamatan Kandis.
Ketua FPK Kandis menegaskan pentingnya peran semua pihak menjaga keamanan bersama. “Mari kita komitmen untuk menciptakan situasi aman, damai, dan kondusif. Khususnya bagi anak-anak dan mahasiswa agar tidak mudah terprovokasi dalam aksi unjuk rasa yang berpotensi merugikan diri sendiri maupun orang lain,” pesannya.
Camat Kandis Said Irwan, S.E., M.IP, memaparkan langkah konkret yang akan dijalankan, di antaranya mengaktifkan kembali pos kamling di setiap desa dan kelurahan, membentuk pos bantuan hukum untuk menyelesaikan permasalahan kecil di tingkat lokal, serta mendukung penuh program Makanan Bergizi Gratis (MBG) bagi pelajar yang sudah berjalan di Kecamatan Kandis.
Sementara itu, Kapolsek Kandis KOMPOL H. Herman Pelani, S.H., M.H., menekankan pentingnya kolaborasi semua pihak. “Polsek Kandis tidak bisa bekerja sendiri. Kami berharap setiap persoalan bisa diselesaikan bersama, sehingga Harkamtibmas tetap terjaga. Apalagi besok akan digelar Apel Siskamling se-Riau di Dumai sebagai bentuk penguatan keamanan berbasis masyarakat,” ujarnya.
Dalam sesi tanya jawab, sejumlah tokoh masyarakat juga menyampaikan pandangan. Ketua LAM Kandis menegaskan bahwa kondisi di Kandis sudah aman dan harus dipertahankan dengan ronda serta kerjasama masyarakat. Perwakilan tokoh agama menambahkan bahwa persoalan di Kandis relatif kecil, hanya sebatas pencurian ringan, sementara hubungan antarwarga berjalan harmonis. Tokoh adat Sakai menegaskan bahwa aksi-aksi yang mengatasnamakan Sakai tidak mewakili organisasi resmi mereka.
Forum ini menjadi momentum penting penyatuan persepsi lintas elemen masyarakat di Kandis. Dengan kebersamaan, mereka bertekad menjaga persatuan, menciptakan keamanan, serta mendukung penuh program nasional menuju cita-cita besar Indonesia Emas 2045.(Lin)