RIAU24.COM - Presiden AS Donald Trump pada hari Senin (15 September) menyatakan ketidakpastian atas masa depan TikTok, mengisyaratkan bahwa ia mungkin membiarkan aplikasi itu ‘mati’ menjelang tenggat waktu kesepakatan potensial.
Berbicara kepada para wartawan di New Jersey, Trump mencatat bahwa terwujudnya kesepakatan tersebut sangat bergantung pada sikap Tiongkok, dan menambahkan, "Itu tidak terlalu penting. Saya ingin melakukannya demi anak-anak, mereka menyukainya."
Ia dikutip mengatakan, "Mungkin saja. Kami sedang menegosiasikan TikTok sekarang. Kami mungkin membiarkannya mati, atau mungkin... entahlah. Itu tergantung pada Tiongkok. Itu tidak terlalu penting. Saya ingin melakukannya demi anak-anak, mereka menyukainya," kata Trump.
Batas waktu ini menandai perpanjangan keempat yang diberikan Trump sejak peraturan federal pertama kali mewajibkan ByteDance, perusahaan induk TikTok, untuk menjual atau menutup operasinya di AS.
Batas waktu awalnya ditetapkan pada Januari 2025, tetapi Trump terus menunda penerapannya.
Trump sebelumnya mengindikasikan bahwa ia telah mengantre calon pembeli Amerika untuk TikTok, tetapi kesepakatan tersebut terhenti karena rumitnya persetujuan Tiongkok, terutama terkait pembagian algoritma TikTok yang berharga dengan investor AS.
Kemajuan kesepakatan pertama kali diumumkan pada musim semi, dengan rencana untuk memisahkan operasi TikTok di AS menjadi perusahaan baru yang dimiliki oleh para pemangku kepentingan AS.
Namun, rencana tersebut dihentikan sementara setelah Tiongkok menyuarakan penolakannya, bertepatan dengan sikap keras Trump terkait tarif terhadap barang-barang Tiongkok.
Sejak memulai masa jabatan presiden keduanya, Trump telah menahan diri untuk menegakkan hukum yang mengharuskan penjualan atau penutupan TikTok, memperpanjang tenggat waktu beberapa kali, pertama pada bulan April, kemudian pada bulan Juni, dan yang terbaru, hingga bulan September.
(***)