Netanyahu Beri Peringatan Saat Israel Perintahkan Evakuasi Massal Kota Gaza Menjelang Operasi Militer Penuh

R24/tya
Benjamin Netanyahu /AFP
Benjamin Netanyahu /AFP

RIAU24.COM Israel telah menginstruksikan seluruh penduduk Kota Gaza, rumah bagi sekitar satu juta orang untuk segera mengungsi, sementara Israel bersiap menghadapi serangan darat skala besar yang bertujuan merebut kendali atas pusat kota terbesar di wilayah tersebut.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengeluarkan perintah tersebut pada hari Selasa (9 September), memperingatkan penduduk bahwa aksi militer besar-besaran akan segera melanda kota tersebut.

"Dari Kota Tua dan Tuffah di timur hingga garis pantai di barat, IDF akan menyerang Hamas dengan kekuatan yang luar biasa di Kota Gaza," kata Avichay Adraee, juru bicara militer berbahasa Arab.

Ia mendesak warga sipil untuk mengungsi melalui jalan pesisir Rashid menuju Al-Mawasi, yang telah ditetapkan Israel sebagai zona kemanusiaan.

Arahan tersebut diperkuat dengan selebaran yang dijatuhkan dari udara, termasuk peta yang menginstruksikan warga untuk bergerak ke arah barat menuju laut sebelum menuju selatan.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memperingatkan warga Palestina sehari sebelumnya, dengan menyatakan, "Ini hanyalah awal dari manuver darat yang intensif di Kota Gaza."

Beberapa jam kemudian, pasukan Israel meningkatkan serangan udara, menghantam beberapa menara hunian tinggi.

Menurut pejabat Israel, militer telah menguasai sekitar 40% Kota Gaza, tetapi operasi militer sedang ditingkatkan untuk mengamankan kendali penuh, yang diklaim Israel penting untuk membubarkan Hamas.

Meskipun ada perintah evakuasi, hanya sekitar 70.000 penduduk kurang dari 10% populasi kota yang telah mengungsi sejauh ini.

Persiapan kemanusiaan masih jauh tertinggal dari laju pengungsian. Israel mengatakan baru 3.000 tenda yang telah memasuki Gaza hingga saat ini, jauh dari target 100.000 tenda dalam tiga minggu.

"Kami ingin membanjiri Gaza dengan tenda," kata seorang pejabat senior Israel kepada para wartawan.

Sementara itu, Washington dan Tel Aviv berencana memperluas pusat distribusi bantuan yang dikelola oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang kontroversial dari empat menjadi 16.

Namun, hingga saat ini, belum jelas apakah lokasi tambahan tersebut beroperasi.

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak