RIAU24.COM - Di tengah gelombang protes baru yang meletus di Nepal pada hari Selasa (9 September), Perdana Menteri KP Sharma Oli telah mengundurkan diri dari jabatannya.
Sebelumnya pada hari itu, dengan meningkatnya ketegangan di Nepal, Perdana Menteri KP Sharma Oli telah menyerukan pertemuan lintas partai pada Selasa (9 September) malam.
"Saya sedang berdialog dengan pihak-pihak terkait untuk menilai situasi dan menemukan kesimpulan yang berarti. Untuk itu, saya juga telah mengadakan pertemuan lintas partai pada pukul 18.00 hari ini. Saya dengan rendah hati meminta semua saudara dan saudari untuk tetap tenang dalam situasi sulit ini," ujar Perdana Menteri dalam sebuah pernyataan.
Menteri Penyediaan Air Minum Nepal Mengundurkan Diri
Pradeep Yadav, Menteri Penyediaan Air Nepal, mengundurkan diri dari jabatannya pada hari Selasa (9 September), sebagai protes terhadap penanganan pemerintah terhadap demonstrasi Generasi Z.
Yadav, yang mewakili Partai Janata Samajbadi (JSP) Nepal di parlemen, mengajukan pengunduran dirinya kepada Perdana Menteri KP Sharma Oli.
Ia mengatakan ia tidak dapat tetap berada di kabinet setelah 19 demonstran muda tewas sehari sebelumnya ketika pasukan keamanan menindak gerakan tersebut.
Dalam surat pengunduran dirinya, Yadav menyatakan solidaritas dengan para demonstran dan mengutuk penggunaan kekerasan terhadap mereka.
"Saya mendukung gerakan Generasi Z dan tidak dapat mendukung tindakan represif pemerintah," tulisnya.
Ia juga berbicara langsung kepada kaum muda negara itu, menyebut mereka sebagai kekuatan dan inspirasinya, sambil mendesak mereka untuk tetap tenang dan bekerja menuju perubahan positif.
Kepergiannya menyusul Menteri Dalam Negeri Ramesh Lekhak, yang mengundurkan diri pada Senin (8 September) malam, menerima tanggung jawab moral atas kematian tersebut.
Menteri Pertanian Ramnath Adhikari juga mengundurkan diri pada Selasa di tengah meningkatnya kritik atas respons tegas pemerintah.
Para demonstran berkumpul di dekat kediaman pribadi Perdana Menteri KP Sharma Oli di Balkot pada Selasa, menuntut pertanggungjawaban atas kematian pada Senin.
Selama protes, para demonstran membakar kediaman tersebut.
(***)