Netanyahu 'Bujuk' Beberapa Negara soal 'Penerimaan Warga Palestina' yang Mengungsi Akibat Genosida di Gaza

R24/zura
Netanyahu 'Bujuk' Beberapa Negara soal 'Penerimaan Warga Palestina' yang Mengungsi Akibat Genosida di Gaza.
Netanyahu 'Bujuk' Beberapa Negara soal 'Penerimaan Warga Palestina' yang Mengungsi Akibat Genosida di Gaza.

RIAU24.COM Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan negerinya sedang melakukan perundingan dengan beberapa negara mengenai "penerimaan warga Palestina", yang mengungsi akibat perang di Gaza. Indonesia disebut didalaminya.

"Negara-negara yang terlibat adalah Sudan Selatan, Somaliland, Etiopia, Libya, dan Indonesia," ujar seorang pejabat senior Israel kepada CNN International, dikutip Jumat (15/8/2025).

"Sebagai imbalan atas penerimaan sebagian penduduk Gaza, yang berjumlah lebih dari dua juta jiwa... negara-negara yang disebutkan akan memberi kompensasi finansial dan internasional yang signifikan," tulis laman itu lagi menyebut sumber pejabat yang sama.

Namun tak dijelaskan detil seberapa jauh kemajuan dari diskusi-diskusi ini. Termasuk apakah kemungkinan besar akan membuahkan hasil.

Netanyahu sendiri juga melakukannya, meski berulang kali menganjurkan pemukiman kembali warga Gaza yang terusir di negara lain. Ide relokasi itu disebut perdana dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, meski kini ia tak pernah mengungkitnya lagi.

"Kami sedang berbicara dengan beberapa negara," ujar Netanyahu, Selasa lalu dalam wawancara dengan media Israel i24, meski tak menyebutkan nama negaranya.

Ia mengklaim dalam wawancara bahwa rencana tersebut "tidak akan mengusir" warga Palestina tetapi justru akan "membiarkan mereka pergi". Di kesempatan yang sama, ia pun malah menuding negara-negara yang membela Gaza.

"Semua orang yang mengaku prihatin terhadap warga Palestina dan ingin membantu warga Palestina," kata Netanyahu menekankan "harus membuka pintu".

"Mengapa mereka datang dan berkhotbah kepada kami?! Buka pintu kalian," tambahnya.

Pernyataan terbaru ini muncul di tengah kekhawatiran internasional atas rencana Israel untuk mengambil alih Kota Gaza. Kota berpenduduk padat ini terus dihantam serangan Israel di mana 123 orang tewas dalam 24 jam terakhir di Gaza.

Pernyataan itu juga muncul setelah Netanyahu menyinggung soal visi "Israel Raya". Istilah "Israel Raya" mengacu pada negara Israel yang melampaui batas-batas yang ada saat ini.

Istilah ini juga sering digunakan sebagai referensi untuk Israel versi Alkitab, yang mencakup sebagian wilayah Mesir, Suriah, Yordania, dan Lebanon saat ini. Arab Saudi pun termasuk di dalamnya.

Penasihat Komunikasi untuk Dewan Pengungsi Norwegia, Shaina Low, mengatakan rencana apa pun untuk merelokasi warga Palestina, baik di Gaza maupun ke negara asing, adalah "tidak mungkin". Ini pun tak bisa diterima hukum internasional.

"Mereka tidak dapat diterima oleh warga Palestina. Dan mereka seharusnya tidak dapat diterima oleh komunitas internasional," katanya.

Respons Menlu RI

Sementara itu, Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono membantah ada negosiasi dengan Israel. Ia mengatakan tak ada sama sekali.

"Kita tidak pernah bernegosiasi," ujarnya saat ditemui wartawan di sela-sela Sidang Tahunan DPR/MPR.

Namun, RI memang hendak membantu menampung warga Gaza. Tujuannya menyembuhkan warga Gaza yang menjadi korban perang.

"Sekarang kita masih dalam tahap awal ya," katanya.

"Kemarin saya sudah sampaikan juga bahwa kita sedang memperhitungkan satu lokasi, di mana alternatif-alternatif tempatnya, banyak-lah urusannya," jelasnya lagi.

"Ini adalah niat baik pemerintah. Bahkan disampaikan oleh Pak (Presiden) Prabowo pada saat itu, di bulan April di Yordan (Yordania)... Beliau menyampaikan bahwa kami akan membantu, bahwa kami akan membantu menyembuhkan warga Gaza," katanya.

"Jadi yang ingin saya sampaikan adalah bahwa Ini adalah upaya kemanusiaan kita... Pak Presiden (juga) sudah berkunjung Ke beberapa negara... untuk berkonsultasi dengan pemimpin-pemimpin di sana... Jadi kita ingin membantu."

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak