RIAU24.COM - Rusia akan melakukan uji coba rudal Burevestnik yang berpotensi berbahaya, yang juga dikenal sebagai SSC-X-9 Skyfall oleh NATO.
Uji coba ini penting karena merupakan satu-satunya rudal bertenaga nuklir yang diketahui dan masih berupa konsep spekulatif atau eksperimental.
Beberapa analis menyebutnya ‘Chernobyl terbang.’
Amerika Serikat juga memiliki rudal bertenaga nuklir bernama SLAM atau Supersonic Low Altitude Missile pada tahun 1950-an.
Namun, rudal ini kemudian dihentikan karena dianggap sangat berbahaya.
Otoritas Rusia telah menutup koridor wilayah udara sepanjang 500 kilometer di dekat Novaya Zemlya dari 7 hingga 12 Agustus, yang mencakup lebih dari 40.000 km persegi.
Citra satelit menunjukkan persiapan intensif selama berminggu-minggu di lokasi uji Pankovo.
Perusahaan nuklir negara Rusia, Rosatom, telah mengerahkan kapal ke Laut Barents dan pesawat ke pangkalan udara Rogachevo di dekatnya.
Di lokasi inilah Rusia telah menguji senjata dan teknologi nuklir sejak 1950, menurut Barents Observer .
Burevetshnik memiliki jangkauan yang secara teoritis tak terbatas berkat reaktor nuklir di dalamnya, dan telah dianggap sebagai proyek senjata nuklir paling kontroversial Presiden Vladimir Putin.
Burevetshnik dapat dilengkapi dengan hulu ledak konvensional maupun nuklir.
Burevetshnik, juga dikenal sebagai Skyfall, dapat menghindari sistem pertahanan rudal yang ada.
Salah satu kelemahan potensial yang diklaim oleh para ahli adalah kecepatan subsoniknya, yang menghambat kemampuan silumannya.
Burevetshnik dapat terbang di ketinggian rendah untuk jarak yang lebih jauh dan mengelilingi dunia, menghindari deteksi radar. Namun karena kecepatannya yang lambat, Burevetshnik mungkin rentan terhadap intersepsi.
Rudal tersebut telah dikembangkan sejak 2010 dan diuji sejak 2017, dengan 13 uji coba menunjukkan hasil yang beragam, hanya dua yang positif.
Patut dicatat, pada 2019, dalam satu uji coba, rudal tersebut jatuh di Laut Putih, menewaskan beberapa ilmuwan dan melepaskan radiasi.
Para ahli memperingatkan bahwa uji coba tersebut berpotensi menyebarkan material radioaktif hingga jarak yang sangat jauh.
Pihak berwenang Norwegia, yang wilayah Finnmark-nya terletak kurang dari 1.000 kilometer dari lokasi uji coba, telah menyuarakan kekhawatiran.
AS telah mengerahkan pesawat 'nuklir sniffer' WC-135R untuk melacak radioaktivitas di wilayah tersebut.
Sebelumnya pada 2025, Amerika Serikat memutuskan untuk memulai Proyek Golden Dome, sebuah sistem pertahanan berlapis yang ditujukan untuk melawan rudal balistik, hipersonik, dan jelajah.
Perlombaan senjata global sedang berlangsung, dengan perjanjian START baru antara AS dan Rusia yang akan berakhir pada 2026.
"Burevestnik bukanlah senjata ajaib, dan tantangan yang ditimbulkannya bagi keamanan NATO bukanlah hal baru atau tak tertangani," kata Decker Eveleth dari CNA Research Group.
(***)