Penjelasan Dokter Ortopedi Terkait Saraf Kejepit di Leher Bisa Menyamar Jadi Migrain

R24/riz
Saraf terjepit
Saraf terjepit

RIAU24.COM - Jika mengalami saraf terjepit pada leher, mungkin kamu merasa lehermu nyeri seperti ditusuk-tusuk. Sensasi ini bisa menjalar ke daerah lain, seperti sensasi terbakar, mati rasa, dan kesemutan.

Lengan kiri dan kanan juga bisa terasa lemah dan nyerinya bertambah saat bergerak. Terkadang, area lehermu bahkan bisa membengkak bahkan mengakibatkan migrain.

Padahal, kondisi tersebut bisa menjadi pertanda saraf terjepit di leher atau cervical radiculopathy. 

Dalam siaran "Siaran Sehat" Instagram Kementerian Kesehatan RI, Selasa (29/7), Dr. dr. Didik Librianto, Sp.OT(K), dokter spesialis ortopedi dan konsultan tulang belakang dari RS Fatmawati, menjelaskan bahwa saraf terjepit di tulang leher dapat menimbulkan gejala yang menyerupai migrain. 

Baca Juga: Ini Kata Psikolog soal Plus-Minus Main Roblox, Game yang Disentil Mendikdasmen

"Banyak yang mengira nyeri di kepala itu migrain. Tapi ternyata, saat dilakukan pemeriksaan MRI, ditemukan bahwa ada jepitan di saraf tulang leher," ujarnya. 

Menurut Didik, saraf terjepit di tulang leher sering kali tidak disadari karena keluhan utama justru muncul di kepala atau tangan. 

Nyeri menjalar dari leher ke bahu hingga tangan Kesemutan, baal, atau rasa panas di tangan Nyeri kepala yang terasa berat atau seperti ditarik 

"Kadang-kadang pasien datang dengan keluhan nyeri kepala sebelah, tapi setelah ditelusuri, ternyata penyebabnya dari saraf yang terjepit di tulang leher," kata Didik. 

Ia menambahkan, rasa nyeri ini dapat memburuk saat pasien melakukan aktivitas tertentu, seperti duduk lama di depan komputer atau posisi menunduk yang berkepanjangan. 

Didik menekankan pentingnya deteksi dini untuk mencegah kerusakan saraf lebih lanjut. Pemeriksaan MRI menjadi salah satu alat bantu diagnosis yang dapat membedakan apakah keluhan disebabkan oleh masalah pembuluh darah atau penjepitan saraf. 

"Kalau memang keluhannya lebih dominan ke arah penjepitan saraf, biasanya pasien kami sarankan untuk MRI. Dari situ akan terlihat apakah ada HNP (hernia nukleus pulposus) atau pergeseran di ruas tulang leher yang menekan saraf," jelasnya. 

Perhatikan posisi leher dan gaya hidup Postur tubuh yang buruk, seperti terlalu lama menunduk saat bekerja atau bermain gawai, dapat menjadi faktor risiko penjepitan saraf leher. 

Untuk itu, dr. Didik mengingatkan pentingnya menjaga posisi tubuh dan melakukan peregangan secara berkala. 

"Jangan biarkan posisi leher menunduk terus-menerus. Harus ada jeda untuk peregangan dan mengubah posisi," ujarnya. 

Baca Juga: Ternyata Ini Waktu Terbaik Minum Kopi demi Cegah Kematian akibat Jantung

Apabila nyeri kepala disertai gejala menjalar ke lengan, kesemutan, atau kelemahan otot tangan, sebaiknya segera periksa ke dokter spesialis. 

Diagnosis dan penanganan yang tepat sangat krusial agar kondisi tidak berkembang menjadi gangguan permanen. 

"Kalau ada gejala yang menetap atau semakin berat, terutama menjalar dari leher ke tangan, jangan tunda ke dokter. Karena semakin cepat ditangani, peluang pemulihannya juga lebih baik," kata Didik.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak