Menter Luar Negeri Australia Serukan Diakhirinya Perang di Gaza, Dukung Solusi 2 Negara

R24/tya
Gambar representatif /net
Gambar representatif /net

RIAU24.COM - Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong menyerukan solusi dua negara dalam konflik Israel-Palestina yang sedang berlangsung, dengan mengatakan bahwa kegagalannya akan menyebabkan Palestina punah.

Pernyataan Wong muncul di tengah desakan Australia agar Israel menandatangani gencatan senjata dan segera mempercepat aliran bantuan di Jalur Gaza.

Sementara itu, Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, berbicara dengan Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, untuk mendorong agar bantuan kemanusiaan diizinkan masuk ke zona perang dan juga untuk membebaskan para sandera yang tersisa dari Gaza.

Albanese juga dilaporkan sedang berupaya mengatur panggilan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Dalam panggilan telepon tersebut, ia mengatakan kepada Abbas bahwa Australia tetap berkomitmen pada solusi dua negara, karena perdamaian yang adil dan abadi bergantung padanya.

Sebuah pernyataan yang dirilis oleh kantor Albanese pada hari Selasa (5 Agustus) menyatakan, "Presiden Abbas berterima kasih kepada Perdana Menteri Albanese atas dukungan ekonomi dan kemanusiaan Australia. Kedua pemimpin membahas pendalaman kerja sama di berbagai bidang, dan sepakat untuk bertemu di sela-sela Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa."

Pada bulan September, dalam pertemuan PBB di New York, negara-negara sekutu Australia, termasuk Kanada dan Prancis, akan mengakui negara Palestina.

Berbicara di radio ABC, Wong mengatakan bahwa ia telah mengatakan selama setahun bahwa Australia akan melakukan hal yang sama.

"Ada risiko tidak akan ada lagi Palestina yang diakui jika komunitas internasional tidak bergerak untuk menciptakan jalan menuju solusi dua negara," ujar menteri Australia tersebut.

"Sudah lama saya pegang teguh bahwa tidak akan ada perdamaian dan keamanan bagi rakyat Israel, kecuali kita bertekad untuk mendirikan negara Palestina. Itulah pandangan saya selama beberapa dekade," tambahnya.

'Pendudukan penuh' atas Gaza?

Hal ini terjadi setelah klaim bahwa Netanyahu siap untuk melakukan pendudukan penuh di Gaza.

Beberapa menteri mengatakan Netanyahu menggunakan frasa pendudukan Jalur Gaza dalam diskusi tertutup yang menguraikan visinya untuk kampanye militer yang diperluas, sebuah perubahan nada yang signifikan di tengah perdebatan pemerintah mengenai tahap selanjutnya dari perang tersebut.

Seorang pejabat senior yang dekat dengan perdana menteri dikutip oleh Ynet mengatakan, "Keputusan sudah di tangan, kami akan menduduki Jalur Gaza sepenuhnya."

Mereka menambahkan, "Operasi akan tetap dilakukan bahkan di wilayah-wilayah tempat para sandera ditawan. Jika kepala staf IDF tidak setuju, beliau harus mengundurkan diri."

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak