RIAU24.COM - Uni Eropa mengumumkan pada hari Senin bahwa mereka akan menangguhkan rencana tindakan balasan terhadap tarif AS selama enam bulan.
Langkah ini menyusul kesepakatan tarif yang dicapai antara Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen dan Presiden AS Donald Trump pada 27 Juli, yang bertujuan untuk meredakan ketegangan perdagangan antara kedua blok ekonomi utama tersebut.
Tindakan balasan tersebut, yang akan berlaku efektif pada 7 Agustus, menargetkan barang-barang AS senilai sekitar €93 miliar, termasuk kedelai, pesawat terbang, dan wiski bourbon.
"Komisi akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menangguhkan tindakan balasan Uni Eropa terhadap AS selama enam bulan," ujar seorang juru bicara Uni Eropa, menyoroti negosiasi yang sedang berlangsung untuk menyelesaikan Pernyataan Bersama.
Penghentian sementara tarif balasan ini diperkirakan akan berlaku efektif pada 5 Agustus.
Kemajuan telah terjadi, namun masih terdapat masalah
Meskipun penangguhan ini merupakan langkah positif dalam memulihkan stabilitas perdagangan antara Uni Eropa dan AS, perselisihan ini masih jauh dari selesai.
Beberapa isu krusial masih belum terselesaikan, termasuk pengecualian industri otomotif Uni Eropa dari keringanan tarif, yang masih menghadapi tarif sebesar 25 persen.
Selain itu, Perintah Eksekutif AS yang diumumkan pada 31 Juli tidak memberikan keringanan tarif untuk sektor-sektor strategis tertentu, seperti manufaktur pesawat terbang.
Langkah Uni Eropa untuk menunda tindakan balasannya merupakan konsesi yang signifikan dari salah satu mitra dagang terbesar AS.
Berdasarkan kesepakatan tersebut, AS setuju untuk menurunkan tarifnya menjadi 15 persen untuk sebagian besar barang Eropa.
Namun, Uni Eropa telah menyatakan kekhawatiran atas detail spesifik kesepakatan tersebut, terutama kurangnya kejelasan mengenai komitmen investasi.
AS juga berkomitmen untuk membeli energi senilai $750 miliar dari Uni Eropa, tetapi masih belum jelas bagaimana komitmen ini akan dilaksanakan.
Ketidakpastian menyelimuti negosiasi di masa depan
Selagi Uni Eropa dan AS melanjutkan diskusi mereka, kesepakatan perdagangan ini tetap signifikan secara politik tetapi tidak mengikat secara hukum.
Kesepakatan ini membuka jalan bagi negosiasi lebih lanjut, dengan Uni Eropa diperkirakan akan terus mendorong pembebasan tarif dan keringanan perdagangan lainnya untuk sektor-sektor penting.
Perkembangan ini terjadi di saat agenda perdagangan Presiden Trump menghadapi pengawasan ketat baru, dengan tarif baru untuk lebih dari 60 negara yang akan dimulai pada 7 Agustus, menandai babak penting lainnya dalam lanskap perdagangan global.
(***)