Google Bermitra dengan Perusahaan Utilitas AS Tuk Kurangi Penggunaan Daya Pusat Data AI

R24/tya
Logo Google ditampilkan di sebuah gedung di San Diego, California, AS, 9 Oktober 2024 /Reuters
Logo Google ditampilkan di sebuah gedung di San Diego, California, AS, 9 Oktober 2024 /Reuters

RIAU24.COM Google telah menandatangani perjanjian dengan dua perusahaan listrik besar di AS, Indiana Michigan Power (I&M) dan Tennessee Power Authority (TVA), untuk mengurangi konsumsi daya pusat data AI-nya selama periode permintaan energi tinggi.

Kemitraan ini merupakan bagian dari strategi Google yang lebih luas untuk mengatasi masalah keberlanjutan sekaligus melanjutkan ekspansi agresifnya dalam teknologi AI, yang dikenal karena konsumsi energinya yang signifikan.

Berdasarkan ketentuan perjanjian, Google akan mengurangi beban kerja pembelajaran mesin di pusat data ketika diminta oleh perusahaan listrik, membantu membebaskan kapasitas di jaringan listrik.

Pendekatan ini dikenal sebagai respons permintaan, sebuah strategi yang biasanya digunakan oleh industri yang membutuhkan banyak energi seperti manufaktur atau penambangan mata uang kripto.

Sebagai imbalannya, bisnis yang terlibat dalam program semacam itu sering kali menerima insentif seperti pengurangan biaya listrik atau pembayaran.

Mengelola permintaan energi AI yang terus meningkat

Teknologi AI, khususnya model pembelajaran mesin, mengonsumsi energi dalam jumlah besar, terkadang puluhan atau ratusan megawatt dalam jangka waktu yang panjang.

Permintaan yang tinggi ini telah menimbulkan kekhawatiran karena membebani jaringan listrik yang sudah menghadapi kendala pasokan.

Dengan pusat data yang menyumbang porsi signifikan penggunaan energi Google, komitmen perusahaan terhadap fleksibilitas energi dapat memainkan peran kunci dalam menstabilkan kapasitas jaringan selama periode puncak.

Kolaborasi dengan I&M dan TVA menandai perjanjian respons permintaan formal pertama yang ditandatangani Google, khususnya untuk beban kerja AI-nya.

Google bertujuan untuk mengintegrasikan fleksibilitas ke dalam penggunaan energinya, memungkinkan penyebaran pusat data baru yang lebih cepat sekaligus mengurangi kebutuhan akan pembangkit listrik dan infrastruktur transmisi baru.

"Ini akan membantu operator jaringan mengelola penggunaan daya secara lebih efisien," tulis perusahaan tersebut dalam sebuah postingan blog.

Menyeimbangkan keberlanjutan dengan pertumbuhan

Meskipun pendekatan Google untuk mengurangi beban kerja AI yang tidak penting selama permintaan tinggi menawarkan solusi untuk stabilitas jaringan, perusahaan juga mengupayakan sumber energi alternatif seperti angin, matahari, dan nuklir untuk semakin mengurangi jejak lingkungannya.

Upaya keberlanjutan Google juga mencakup rencana untuk reaktor modular kecil, yang menggarisbawahi dorongan perusahaan untuk menemukan cara inovatif untuk memberi daya pada pusat datanya secara berkelanjutan.

Kemitraan ini hadir seiring Google terus mengatasi tantangan dalam menyeimbangkan pertumbuhan AI yang pesat dengan tanggung jawab lingkungan.

Meskipun telah mengurangi emisi energi pusat datanya sebesar 12 persen pada tahun 2024, Google mengakui masih banyak yang perlu dilakukan untuk mengurangi jejak karbon dari infrastruktur AI-nya yang terus berkembang.

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak