RIAU24.COM - Ketika utusan AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, mengunjungi Gaza yang dilanda perang, Hamas mengecam kunjungan utusan Trump ke lokasi yang dikelola oleh Dana Kemanusiaan Gaza, menyebutnya sebagai pertunjukan teatrikal yang telah diatur sebelumnya.
Namun, kelompok tersebut juga berjanji untuk tidak melucuti senjata selama pendudukan masih berlangsung dan hingga berdirinya negara Palestina yang berdaulat penuh dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya.
Ini terjadi beberapa jam setelah Witkoff memberi tahu keluarga para sandera bahwa Hamas telah menyatakan siap untuk melakukan demiliterisasi.
Kelompok militan Palestina tersebut mengatakan bahwa kunjungan Witkoff memberikan dalih politik untuk mengatasi kelaparan.
"Kunjungan Witkoff tak lebih dari sekadar pertunjukan teater yang telah diatur sebelumnya untuk menyesatkan opini publik, memoles citra pendudukan, dan memberinya dalih politik untuk mengelola kelaparan dan melanjutkan pembunuhan sistematis terhadap anak-anak dan warga sipil tak bersenjata dari rakyat kami di Jalur Gaza," tegas Hamas.
'Mitra dalam kejahatan pemerintahan Amerika'
Kelompok militan Palestina Hamas mengecam lebih lanjut, dengan mengatakan bahwa pemerintahan Trump adalah mitra penuh dalam kejahatan genosida di Gaza.
“Pemerintahan Amerika adalah mitra penuh dalam kejahatan kelaparan dan genosida yang terjadi di depan mata seluruh dunia,” katanya.
Dikatakan lebih lanjut bahwa pernyataan menyesatkan Witkoff, bersama dengan penyiaran gambar propaganda yang mencoba menggambarkan penyaluran bantuan sebagai damai, bertentangan dengan fakta di lapangan tempat dia berdiri.
"Kami menyerukan kepada pemerintah Amerika untuk memikul tanggung jawab historisnya dengan mengungkap kejahatan abad ini di Gaza dan bergerak menuju perjanjian gencatan senjata yang mengarah pada diakhirinya agresi dan penarikan pasukan pendudukan," tegas Hamas.
Hamas lebih lanjut menegaskan bahwa pihaknya tidak akan melucuti senjata, dan bersumpah untuk melanjutkan perjuangan kekerasannya selama pendudukan masih ada.
(***)