RIAU24.COM - Selama beberapa hari terakhir, pengguna dan musisi di seluruh dunia heboh melayangkan protes di jagat maya terhadap layanan berbayar Spotify. Ada apa?
Boikot Spotify buat mereka mutusin hengkang dan mencekal karya-karyanya ada di Spotify. Kabar ini bermula dari CEO Spotify, Daniel Ek, yang dikabarkan melakukan investasi besar-besaran pada perusahaan teknologi militer.
Dilansir berbagai sumber, Minggu (3/8), lewat perusahaan modal venturanya, Prima Materia, ia memimpin investasi senilai Rp 11,4 triliun pada start-up pertahanan Jepang bernama Helsing.
Baca Juga: Neuralink Milik Elon Musk Membantu Wanita Lumpuh Mengendalikan Komputer dengan Pikirannya
Perusahaan yang berdiri sejak 2021 ini bergerak di bidang pengembangan sistem peperangan berbasis kecerdasan buatan (AI).
Contohnya saja, pengawasan drone di medan perang, teknologi buat pesawat, kapal selam hingga alat keamanan siber.
"Helsing punya posisi unik dengan kepemimpinan AI-nya buat hadirkan kapabilitas penting ini dalam inovasi pertahanan di semua domain," kata Daniel Ek dalam pernyataan terbukanya.
CEO Spotiy itu jawab kontroversi yang merajalela. Ia bilang keputusannya adalah pilihan tepat buat mendesak investasi dalam teknologi canggih yang jamin kesiapan keamanan di Eropa.
Baca Juga: Lawan Disinformasi, YouTube Hapus Ribuan Channel Berisi Konten Propaganda China dan Rusia
"Seiring dengan cepatnya Eropa memperkuat kapabilitas pertahanannya sebagai respons terhadap tantangan geopolitik yang terus berkembang, ada kebutuhan mendesak untuk investasi dalam teknologi canggih yang menjamin otonomi strategis," katanya.
Akibatnya, banyak musisi mancanegara yang memboikot Spotify. Sebagian besar menganggap keputusan sang CEO gak bijak di tengah perang Rusia-Ukraina dan genosida Israel yang dilakukan pada warga Gaza.