Pacu Jalur Viral di Tiktok, Budaya Riau Kini Menjadi Sorotan Dunia

R24/wira
Podcast Riau24official bersama budayawan Riau, Juswandi
Podcast Riau24official bersama budayawan Riau, Juswandi

RIAU24.COM - Tradisi Pacu Jalur, salah satu warisan budaya berasal dari Kuantan Singingi, Riau, kini tengah viral di media sosial dan mulai menarik perhatian internasional.

Tradisi ini bukan sekedar perlombaan dayung perahu panjang saja, Pacu Jalur dari sejarah masyarakat Kuantan Singingi yang memanfaatkan jalur sungai untuk transportasi dan ritual adat.

Namun dengan seiringnya waktu, kegiatan ini mulai berkembang menjadi perlombaan tahunan yang sarat nilai historis dan spiritual.

Menurut pengamat budaya dan akademisi dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Lancang Kuning (Unilak), Juswandi SS, MA, Pacu Jalur mengandung filosofi mendalam yang tak hanya asal kecepatan mendayung.

“Tradisi Pacu Jalur berarti kita memulai dari sifatnya gotong royong, sebelum terjun ke perahu atau jalurnya maka terlebih dahulu masyarakat bermusyawarah bermufakat,” ujar Juswandi SS, MA yang dikutip dari Podcast Riau24 Official pada Selasa (22/7).

Popularitas Pacu Jalur yang kini viral di media sosial  seperti Tiktok dan Instagram menjadi peluang emas sekaligus tantangan.

Keunikan dari Pacu Jalur ini dapat dilihat mulai dari bentuk perahu, iringan musik tradisional hingga semangat para pedayung saat menggerakkan perahu, yang inilah menjadi daya tarik bagi dunia internasional.

Dukungan dari pemerintah daerah hingga pusat dinilai cukup positif, namun perlu untuk ditingkatkan lagi terutama dalam hal promosi dan infratruktur. Sarana dan prasarana pendukung acara dinilai masih belum sepenuhnya memadai untuk menjadikan Pacu Jalur sebagai event budaya berskala internasional.

Dari segi sektor ekonomi, dengan viralnya Pacu Jalur memberikan kontribusi nyata terhadap daerah terutama Pendapatan Asli Daerah (PAD) lewat pariwisata dan UMKM.

Namun balik lagi, tersimpan kekhawatiran soal keberlanjutan lingkungan, nyatanya dalam proses pembuatan perahu untuk Pacu Jalur yang memerlukan penebangan pohon besar, ini bisa sebagai ancaman bagi kelestarian hutan.

“Kalo dahulukan agak mudah kalo sekarang agak susah, saran kita sebenarnya harus ada hutan-hutan setiap kenegerian itukah atau setiap hutan-hutan lindung itu supaya dilindungi itu, artinya jangan dijamah oleh siapa pun,” ucapnya.

Dia berharap kepada masyarakat dan pemerintah untuk menjaga kelestarian alam agar tetap terjaga. MgS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak