Gejala Awal Kanker Serviks yang Sering Dianggap Masalah Menstruasi

R24/dev
Gejala Awal Kanker Serviks yang Sering Dianggap Masalah Menstruasi
Gejala Awal Kanker Serviks yang Sering Dianggap Masalah Menstruasi

RIAU24.COM - Kanker serviks masih menjadi masalah penyakit yang besar di Indonesia. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI memperkirakan ada 36 ribu kasus yang terdeteksi tiap tahun. Hal yang menjadi sorotan adalah, 70 persen dari keseluruhan kasus baru diketahui saat stadium lanjut. Padahal, deteksi dini kanker sangat penting untuk menjaga kualitas hidup pasien dan meningkatkan kemungkinan untuk remisi.

Gejala Kanker Serviks pada Menstruasi

Beberapa waktu lalu viral seorang netizen di media sosial X mengeluhkan darah menstruasi yang menggumpal. Ada yang beranggapan bahwa kondisi tersebut bisa menjadi salah satu gejala kanker serviks.

"aku haid udh hari keempat & keluar d4r4h segede itu normalkah? agak nyeri saat keluar itu. bahaya gak sih? ini first time keluar segede itu, biasanya ga segede itu. pas udh keluar rasanya plong gitu," tutur salah satu akun X @tan******, dikutip Kamis (19/6.2025).

"kak aku gamau bikin takut tp kalo itu agak lembek, takut kayak ibuku, agak banyak keluarnya gumpalan darah gitu lembek dan gede gede, lalu ibuku positif kanker serviks :(," timpal netizen lain @cou***********.

Berkaitan dengan hal tersebut, spesialis obstetri dan ginekologi dr Dinda Derdameisya, SpOG menuturkan bahwa darah menggumpal mungkin saja pertanda kanker serviks. Kondisi ini disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV), sebagai penyebab kanker serviks, yang merusak mulut rahim atau serviks.

Meski begitu, ia mengingatkan tak semua perdarahan berkaitan dengan kanker serviks.

"Keluhan kanker serviks memang terkadang mengeluarkan darah yang bergumpal. Tapi sebenarnya adalah virus HPV yang merusak mulut rahim atau serviks itu," kata dr Dinda dalam sebuah wawancara dengan detikcom.

Ciri-ciri Menstruasi Jadi Tanda Kanker Serviks

Spesialis medis Angela Sarmiento Bentancourt di Belanda menuturkan ada beberapa tanda menstruasi tidak wajar yang harus diwaspadai. Beberapa di antaranya adalah menstruasi yang lebih berat, perdarahan di antara periode menstruasi, setelah menopause, dan nyeri ketika berhubungan intim atau secara umum.

Ketika menstruasi, perdarahan akan keluar lebih banyak dan berlangsung lebih lama dari biasanya. Nyeri dapat muncul di area punggung bawah, panggul, perut bagian bawah.

"Perdarahan yang lebih berat seringkali membuat wanita merasa lebih lelah dari biasanya," kata Sarmiento dikutip dari Daily Mail, Kamis (16/1/2025).

Nyeri haid sebenarnya umum terjadi. Namun, nyeri juga bisa terjadi akibat kanker serviks. Ini mungkin dipicu oleh tumor yang menekan tulang, saraf, atau, organ.

Sementara itu, jika serviks meradang, yang dapat disebabkan oleh tumor, tekanan saat berhubungan intim mungkin akan menimbulkan nyeri.

Kanker Serviks Seringkali Tak Punya Gejala Awal

Meski demikian, dr Dinda mengingatkan kanker serviks seringkali tidak menunjukkan gejala awal. Bahkan, gejala perubahan menstruasi pada kanker serviks biasanya baru terjadi di stadium akhir.

Oleh karena itu, penting sekali untuk melakukan pemeriksaan dini. Dengan pemeriksaan, kanker bisa ditemukan lebih cepat dan bila ternyata perubahan menstruasi disebabkan oleh faktor lain, pengobatan yang lebih efektif bisa dilakukan.

"Meskipun kanker leher rahim atau kanker serviks memberikan gejala bisa jadi perdarahan. Tapi sebenarnya yang benarnya, stage awal tidak memberikan gejala sama sekali," jelasnya dr Dinda.

"Ada gejala keluar darah. Tapi itu gejala kanker serviks yang sudah lanjut dan bukan hanya itu gejalanya. Gejalanya itu banyak, salah satunya berhubungan keluar darah. Jenis darahnya kita tidak bisa menunjukkan ini kanker serviks atau nggak kalau dilihat dari warnanya," tandasnya.

Seluruh Gejala Kanker Serviks

Berikut ini sederet gejala kanker serviks yang lengkap, selain perubahan menstruasi yang tidak wajar:

  • Keputihan yang encer atau berdarah, jumlahnya banyak dan berbau busuk.
  • Pendarahan vagina setelah berhubungan seks, di antara periode menstruasi, atau setelah menopause.
  • Nyeri saat berhubungan seks (dispareunia).
  • Apabila kanker serviks telah menyebar ke jaringan lain, gejalanya meliputi:
  • Sulit atau nyeri saat buang air kecil, terkadang disertai darah dalam urine.
  • Diare, nyeri atau pendarahan dari rektum saat buang air besar.
  • Kelelahan, kehilangan berat badan dan nafsu makan.
  • Perasaan sakit secara umum.
  • Sakit punggung tumpul atau pembengkakan pada kaki.
  • Nyeri panggul atau perut.

Jangan Lupa Pemeriksaan Rutin
Deteksi dini melalui skrining menjadi langkah terbaik pencegahan kanker serviks. Semakin cepat ditemukan, maka semakin besar juga kemungkinannya untuk pulih.

Ada beberapa metode skrining yang bisa dilakukan. Beberapa di antaranya seperti pemeriksaan HPV DNA, pemeriksaan visual asam asetat (IVA Test), dan pap smear.

Berdasarkan pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pemeriksaan dengan HPV DNA bisa dilakukan mulai usia 30 tahun, dengan skrining rutin setiap 5-10 tahun. Sedangkan orang dengan yang hidup dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV), bisa melakukan skrining mulai dari usia 25 tahun, dengan pemeriksaan rutin setiap 3-5 tahun.

Untuk metode IVA test direkomendasikan dimulai pada usia 35 dan bisa dilakukan 3-5 tahun sekali. Sedangkan untuk pap smear, direkomendasikan dimulai dari 20-30an dengan tes sebanyak 3-5 tahun sekali. ***

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak