AS dan Indonesia Capai Kesepakatan Dagang dengan Tarif 19 Persen, Komitmen Ekspor Utama

R24/tya
Pemandangan udara Pelabuhan Oakland pada 20 Mei 2025 di Oakland, California /AFP
Pemandangan udara Pelabuhan Oakland pada 20 Mei 2025 di Oakland, California /AFP

RIAU24.COM - Presiden AS Donald Trump mengumumkan pada 15 Juli bahwa Amerika Serikat telah menyelesaikan perjanjian perdagangan baru dengan Indonesia, yang secara signifikan mengurangi tarif ekspor AS sekaligus mengenakan tarif sebesar 19 persen untuk barang-barang Indonesia.

Perjanjian ini dipandang sebagai langkah kunci dalam upaya berkelanjutan Trump untuk mengatasi defisit perdagangan AS dan mengamankan persyaratan perdagangan yang lebih baik dengan mitra asing.

Berdasarkan ketentuan perjanjian tersebut, Indonesia akan membayar tarif sebesar 19 persen atas ekspornya ke AS, sebuah penurunan substansial dari tarif sebesar 32 persen yang sebelumnya diancamkan.

"Kesepakatan hebat, untuk semua orang, hanya dibuat dengan Indonesia," tulis Trump dalam sebuah unggahan di Truth Social, menambahkan bahwa detailnya akan segera menyusul.

"Mereka akan membayar 19 persen, dan kami tidak akan membayar apa pun, akses penuh ke Indonesia," tambahnya,

Perjanjian tersebut, yang diselesaikan melalui negosiasi langsung antara Trump dan Presiden Indonesia Prabowo Subianto, merupakan bagian dari strategi yang lebih luas untuk mengurangi ketidakseimbangan perdagangan AS dengan negara-negara kunci.

Trump juga mengungkapkan bahwa Indonesia telah berkomitmen untuk membeli sejumlah besar ekspor AS, termasuk energi AS senilai $15 miliar, produk pertanian senilai $4,5 miliar, dan 50 pesawat Boeing, yang sebagian besar merupakan model 777.

Meskipun Indonesia tidak termasuk dalam 15 mitra dagang teratas Amerika Serikat, nilai perdagangannya telah meningkat selama beberapa tahun terakhir.

Total perdagangan Indonesia dengan AS mencapai hampir $40 miliar pada tahun 2024.

Ekspor AS ke Indonesia tumbuh 3,7 persen tahun lalu, sementara impor dari Indonesia naik 4,8 persen, sehingga AS mengalami defisit perdagangan barang hampir $18 miliar

Pengurangan tarif dan komitmen perdagangan baru

Kesepakatan dengan Indonesia menandai pergeseran signifikan dari ancaman tarif tinggi sebelumnya.

Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick menyatakan bahwa kesepakatan tersebut akan sejalan dengan tujuan pemerintah yang lebih luas, yaitu menghapus tarif ekspor AS sekaligus mengenakan tarif impor, sebuah model yang baru-baru ini diterapkan dengan Vietnam.

"Dengan menghapus tarif atas barang-barang AS, kami memaksimalkan potensi para petani, peternak, dan produsen kami," jelas Lutnick.

Kesepakatan dengan Indonesia diharapkan dapat membantu mengurangi defisit perdagangan AS dengan Indonesia yang saat ini mencapai hampir $18 miliar, yang mencatat total volume perdagangan sekitar $40 miliar pada tahun 2024.

Tekanan perdagangan global yang lebih luas dan negosiasi yang sedang berlangsung

Meskipun kesepakatan telah diumumkan, agenda tarif Trump yang lebih luas telah meningkatkan ketegangan dengan mitra dagang lainnya.

Ia telah mengirimkan surat ke lebih dari 20 negara, termasuk Uni Eropa, Jepang, dan Malaysia, yang memperingatkan akan adanya tarif baru jika negosiasi tidak menghasilkan kesepakatan yang lebih baik sebelum batas waktu 1 Agustus.

Meskipun Trump telah membuat kemajuan pesat dengan negara-negara seperti Vietnam dan Inggris, ketidakpastian seputar implementasi perjanjian ini terus membuat pasar asing gelisah.

Namun, kesepakatan dagang dengan Indonesia memberikan secercah harapan bagi eksportir AS dan menandai langkah selanjutnya dalam strategi perdagangan ‘America First’ Trump.

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak