RIAU24.COM - Dalam sebuah langkah penting yang memperkuat komitmennya terhadap energi bersih, Google telah mengumumkan kesepakatan bersejarah senilai $3 miliar dengan Brookfield Asset Management, mengamankan hingga 3 gigawatt tenaga air untuk pusat datanya yang membutuhkan banyak energi.
Kesepakatan ini menandai salah satu kontrak energi bersih korporat terbesar di dunia dan siap memainkan peran penting dalam membantu Google mencapai tujuan keberlanjutannya yang ambisius.
Kemitraan ini berpusat pada dua pembangkit listrik tenaga air di Pennsylvania: pembangkit Holtwood dan Safe Harbor, yang terletak sekitar 75 mil di barat daya Philadelphia.
Fasilitas-fasilitas ini, dengan kapasitas gabungan 670 megawatt, akan menyediakan daya bagi pusat data Google selama 20 tahun ke depan. Namun, ini baru permulaan.
Perjanjian kerangka kerja antara Google dan Brookfield membuka jalan bagi potensi ekspansi, karena Google menargetkan hingga 3.000 megawatt tenaga air dari Brookfield dalam beberapa tahun mendatang, yang mencakup wilayah Mid-Atlantic, Midwest, dan Gulf Coast.
Langkah Google ini muncul di tengah dorongan yang lebih luas dari industri teknologi untuk mengatasi permintaan energi yang terus meningkat pesat yang didorong oleh kecerdasan buatan (AI) dan komputasi awan.
Sebagai bagian dari upaya energi bersihnya, Google telah melakukan investasi penting dalam sumber energi terbarukan lainnya, seperti panas bumi dan tenaga nuklir canggih.
Kesepakatan terbaru ini menggarisbawahi komitmen perusahaan terhadap model energi bersih 24/7, di mana konsumsi energi dari pusat datanya selaras dengan daya bersih yang dihasilkan pada waktu tertentu.
Mengapa tenaga air?
Keputusan untuk beralih ke tenaga air bukanlah kebetulan.
Pusat data Google, yang menyediakan daya bagi miliaran layanan daring setiap hari, telah lama menjadi konsumen energi utama, dan menemukan sumber energi bersih yang andal menjadi sangat penting.
Meskipun tenaga surya dan angin merupakan sumber terbarukan yang populer, keduanya memiliki keterbatasan karena sifatnya yang intermiten.
Energi angin dan surya bergantung pada kondisi cuaca, sehingga kurang andal dalam memenuhi permintaan konstan dari pusat data skala besar.
Sebaliknya, tenaga air menawarkan sumber energi yang andal dan berkelanjutan.
Tidak seperti tenaga angin dan surya, tenaga air merupakan sumber daya yang dapat didistribusikan, artinya dapat diproduksi sesuai permintaan dengan melepaskan air yang tersimpan dari reservoir.
Kemampuan untuk menyediakan daya yang konsisten dan sepanjang waktu ini menjadikan tenaga air sebagai sumber energi yang ideal untuk pusat data, yang membutuhkan akses listrik tanpa gangguan.
Tenaga air juga memberikan manfaat tambahan berupa bebas karbon, yang membantu Google mencapai tujuan keberlanjutannya.
Perusahaan ini telah lama berkomitmen untuk menggunakan 100 persen energi terbarukan untuk operasi globalnya, dan kesepakatan terbaru dengan Brookfield ini akan mendukung upaya tersebut.
Sebagai bagian dari perjanjian tersebut, Google berkolaborasi dengan Brookfield untuk meningkatkan dan memperbarui lisensi kedua pabriknya di Pennsylvania, memastikan keduanya tetap beroperasi selama beberapa dekade mendatang.
"Kolaborasi dengan Brookfield merupakan langkah maju yang signifikan dalam memastikan pasokan energi bersih untuk pusat-pusat data kami, terutama di wilayah PJM tempat kami beroperasi," ujar Amanda Peterson Corio, kepala energi pusat data Google, dalam sebuah pernyataan.
"Perjanjian ini akan membantu kami memenuhi kebutuhan konsumsi energi sekaligus berkontribusi pada tujuan keberlanjutan kami yang lebih luas," tambahnya.
Pergeseran di seluruh industri
Kesepakatan Google senilai $3 miliar dengan Brookfield merupakan bagian dari tren industri yang lebih luas di kalangan hyperscaler, perusahaan seperti Amazon, Microsoft, dan Meta Platforms yang mengoperasikan pusat data berskala besar dan mengonsumsi listrik dalam jumlah besar.
Seiring dengan terus melonjaknya permintaan komputasi awan dan aplikasi AI, para raksasa teknologi ini menghadapi tekanan yang semakin besar untuk mengamankan sumber energi yang bersih dan andal.
Meningkatnya ketergantungan pada AI, yang membutuhkan pemrosesan data dalam jumlah besar, telah memperburuk kebutuhan akan listrik.
Sebuah laporan dari Badan Energi Internasional (IEA) mencatat bahwa konsumsi listrik dari pusat data tumbuh pesat, didorong oleh aplikasi AI dan kebutuhan komputasi awan lainnya.
Permintaan ini telah menyebabkan perubahan dalam cara perusahaan teknologi menangani pengadaan energi mereka.
Tren pembangkit listrik tenaga air merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk mengatasi kekurangan energi dan isu-isu keberlanjutan.
Meskipun sebelumnya pembangkit listrik tenaga air belum menjadi fokus utama perusahaan teknologi, kini pembangkit listrik tenaga air mulai mendapat perhatian sebagai solusi potensial.
Microsoft, misalnya, telah menggunakan pembangkit listrik tenaga air untuk pusat datanya selama hampir satu dekade.
Perusahaan lain, termasuk DPO dan Polar, sedang menjajaki pemanfaatan pembangkit listrik tenaga air untuk pusat data baru mereka, terutama di wilayah seperti Negara Bagian Washington dan Norwegia.
Namun, pembangkit listrik tenaga air menghadapi tantangan tersendiri.
Salah satunya, seringkali sulit menemukan lokasi baru untuk bendungan pembangkit listrik tenaga air, karena sebagian besar lokasi utama sudah digunakan.
Selain itu, pembangunan pembangkit listrik tenaga air baru dapat memakan waktu bertahun-tahun, jauh lebih lama daripada pembangunan pusat data baru yang biasanya memakan waktu dua hingga tiga tahun.
Keterbatasan sumber daya tenaga air telah mendorong banyak perusahaan untuk mengamankan pembangkit yang sudah ada atau bekerja sama dengan perusahaan utilitas untuk meningkatkan dan memperluas kapasitas mereka.
Menavigasi tantangan daya
Seiring pusat data terus mengonsumsi daya, persaingan untuk sumber energi terbarukan semakin ketat.
Meskipun tenaga air merupakan pilihan yang menarik, solusi ini tetap merupakan solusi khusus yang mungkin tidak dapat memenuhi permintaan yang terus meningkat dalam jangka panjang.
Para ahli berpendapat bahwa peralihan ke tenaga air mungkin hanya merupakan solusi sementara, sementara sumber energi lain seperti gas alam, nuklir, dan energi terbarukan canggih akan memainkan peran yang lebih besar di masa depan.
Kesepakatan Google dengan Brookfield merupakan langkah penting, tidak hanya bagi perusahaan itu sendiri, tetapi juga bagi seluruh industri teknologi.
Kemitraan ini menyoroti semakin pentingnya solusi energi berkelanjutan dalam mendukung layanan AI dan cloud generasi mendatang.
(***)