RIAU24.COM - Pengamat politik Citra Institute, Efriza menyebut tidak mungkin PSI menjadi kendaraan politik Presiden ke-7 Joko Widodo untuk melawan PDIP.
Hal ini karena perbedaan kelas, kematangan dan perbedaan kedekatan dengan rakyat dikutip dari rmol.id, Senin, 26 Mei 2025.
"Padahal kelas PDIP lebih tinggi, matang, dan sangat dekat sama rakyat ketimbang PSI," ujarnya.
Sementara PSI baru berdiri ketika Jokowi telah menjadi Presiden.
"Dan baru mengikuti pemilihan umum (pemilu) satu kali," sebutnya.
"Sementara jangan lupakan pula PDIP adalah partai ideologis di Indonesia, partai lama yang besar," sebutnya.
Dia yakin langkah Jokowi akan sia-sia apabila bermaksud mengambil kendali PSI hanya untuk membalaskan dendam kepada PDIP.