RIAU24.COM - Israel pada hari Rabu (28 Mei) menyerang sasaran-sasaran Houthi termasuk pesawat terakhir yang digunakan oleh kelompok itu di Bandara Internasional Sanaa.
Israel mengatakan bahwa tindakan itu diambil setelah teroris yang bermarkas di Yaman itu meluncurkan rudal ke negara itu pada tanggal 27 Mei.
Reuters mengutip pernyataan Direktur Jenderal Bandara Internasional Sanaa, Khaled al-Shaief, yang mengatakan bahwa serangan itu telah menghancurkan seluruh pesawat sipil terakhir yang dioperasikan Yemenia Airways dari bandara tersebut.
Pihak Houthi belum mengeluarkan pernyataan mengenai hal itu.
Bandara ini merupakan bandara terbesar di Yaman dan kembali beroperasi minggu lalu setelah perbaikan sementara dan pemulihan landasan pacu menyusul serangan Israel sebelumnya.
Tiga pesawat Yemenia Airways lainnya hancur dalam serangan awal bulan ini.
"Ini adalah pesan yang jelas dan kelanjutan langsung dari kebijakan yang telah kami tetapkan: siapa pun yang menembaki Negara Israel akan membayar harga yang mahal," kata Kementerian Pertahanan Israel dalam sebuah pernyataan.
IDF juga menambahkan bahwa bandara utama Sanaa terus dioperasikan oleh rezim teroris Houthi untuk tujuan teror.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu (28 Mei), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa setiap serangan yang ditujukan kepada Israel akan dibalas dengan kekuatan yang lebih besar.
"Namun, seperti yang telah saya katakan lebih dari sekali, Houthi hanyalah gejalanya. Kekuatan pendorong utama di balik mereka adalah Iran, yang bertanggung jawab atas agresi yang berasal dari Yaman," kata Netanyahu.
(***)