Di Denda Rp400 Juta, Sanksi FIFA Harusnya Jadi Peringatan Keras yang Tidak Boleh Diabaikan

R24/riz
Suproter sepakbola Indonesia
Suproter sepakbola Indonesia

RIAU24.COM - Di tengah semangat tinggi Timnas Indonesia mengejar tiket menuju Piala Dunia 2026, kabar buruk datang dari federasi sepak bola dunia, FIFA

Dalam surat resmi yang diterima PSSI, Sabtu (10/5), FIFA menjatuhkan dua sanksi kepada Indonesia usai laga melawan Bahrain pada 25 Maret lalu di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. 

Sanksi tersebut berupa denda sebesar Rp400 juta dan pengurangan 15 persen kapasitas penonton di laga kandang berikutnya saat tim menjamu China di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, Kamis (5/6) mendatang. 

Baca Juga: 1.025 Atlet Ikuti Kejurnas Karate Nasional di Riau

Karena sejumlah tindakan diskriminatif dari suporter Indonesia terekam dan tercatat resmi dalam laporan perangkat pertandingan. 

Namun, bagi pengamat sepak bola nasional, Kesit B Handoyo, sanksi ini mempunyai makna yang jauh lebih penting dari sekadar angka dan tribun kosong. 

"Ya kalau soal sanksi FIFA, kalau bicara soal nilainya mungkin tidak terlalu besar karena hanya 400 juta dendanya dan itu bisalah dibayarkan oleh PSSI, termasuk juga kuota yang kemudian dibatasi oleh FIFA," tutur pria yang biasa disapa kesit.

"Tapi kan hanya di tribun tertentu saja. Artinya juga, kalau dari sisi jumlah penonton tidak terlalu signifikan juga kalau menurut saya." 

"Cuma poinnya dari sanksi tersebut menjadi peringatan buat PSSI dan suporter Indonesia. Supaya lebih dewasa lagi ketika kita sudah berada di persaingan internasional tingkat dunia, bukan lagi regional tapi internasional, penonton harus lebih santun dan membawa diri," imbuhnya. 

Kesit menyoroti pentingnya perilaku suporter sebagai cerminan wajah sepak bola nasional. Apalagi, Indonesia kini sudah berada di jalur prestisius menuju Piala Dunia 2026. 

"Kalau misalnya para penonton Indonesia bersikap rasis, bersifat anarkis, itu sangat merugikan buat sepak bola Indonesia yang saat ini sedang mencoba menaikkan citranya dengan hasil yang sejauh ini sudah mencapai putaran ketiga bahkan Indonesia mempunyai kesempatan untuk lolos ke Piala Dunia," tutur Kesit B Handoyo. 

Untuk itu ia pun mengajak seluruh suporter untuk lebih bijak dalam mengekspresikan dukungan, baik di laga kandang maupun tandang. 

Baca Juga: Bukan Marc Marquez yang Jahat, Tapi Pecco Bagnaia Salah Tempat

"Saya kira suporter harus lebih bijak dan dewasa saat memberi dukungan, bukan saja saat partai kandang maupun tandang. Jadi sikap santun itu harus diperlihatkan suporter Indonesia," pungkasnya. 

Seperti diketahui FIFA memang tidak menutup sepenuhnya akses penonton. Pengurangan kuota 15 persen itu masih bisa disiasati dengan mengalokasikan untuk kategori khusus seperti keluarga. 

Tetapi di sisi lain, FIFA juga mewajibkan pemasangan spanduk bertuliskan "Anti-Diskriminasi" selama laga berlangsung sebagai pengingat akan nilai-nilai sportivitas.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak