Sisa-sisa Jasad Manusia Ditemukan di Dekat Rumah Taylor Swift, Apakah AS Punya Pembunuh Berantai Baru?

R24/tya
Gambar representatif pembunuhan berantai /net
Gambar representatif pembunuhan berantai /net

RIAU24.COM - Dalam penemuan yang mengerikan, jasad manusia ditemukan di dekat rumah mewah bintang pop Amerika Taylor Swift di Rhode Island.

Polisi menemukan apa yang tampak seperti kaki manusia.

"Kemungkinan besar jaraknya beberapa lapangan sepak bola dari rumah Taylor Swift dan Ocean House. Saya tidak akan pernah menduga hal seperti itu, terutama di Watch Hill," kata seorang warga kepada NBC 10.

Pada hari Rabu (16 Mei), di kawasan pantai Rhode Island yang mewah, polisi di Westerly, Rhode Island, dipanggil ke Everett Avenue setelah menerima laporan tentang kemungkinan adanya jenazah.

Saat tiba, petugas menemukan sesuatu yang tampak seperti tulang kaki manusia.

Jenazah tersebut dibawa ke Kantor Pemeriksa Medis Rhode Island untuk penyelidikan lebih lanjut.

Penemuan baru ini muncul setelah serangkaian jenazah manusia ditemukan di berbagai lokasi di wilayah New England di Amerika Serikat dalam beberapa bulan terakhir, dimulai sejak Maret.

Hingga saat ini, petugas telah menemukan jenazah dan jenazah di New England, wilayah di timur laut Amerika Serikat yang terdiri dari enam negara bagian: Maine, New Hampshire, Vermont, Massachusetts, Rhode Island, dan Connecticut.

Menurut Fox News, lima jenazah telah ditemukan di Massachusetts, lima di Connecticut, dan sekarang tiga di Rhode Island.

Jika laporan dapat dipercaya, seorang pembunuh berantai dikabarkan saat ini berkeliaran bebas di jalan-jalan New England setelah delapan mayat, sebagian besar wanita, ditemukan pada bulan Maret dan April.

Perbincangan seputar pembunuh berantai itu berkembang di media sosial setelah berita yang meresahkan tentang penemuan mayat secara berturut-turut menjadi berita utama.

Spekulasi dimulai setelah grup Facebook berjudul ‘New England Serial Killer’ dibuat.

Grup itu dengan cepat memperoleh ribuan anggota sebelum terpaksa mengubah namanya karena pedoman platform tersebut.

Badan penegak hukum terus mendesak masyarakat untuk tidak hanya mengandalkan media sosial untuk mendapatkan informasi.

Pihak berwenang telah menyatakan bahwa tidak ditemukan bukti yang menghubungkan kematian tersebut dengan pola pembunuhan berantai.

"Sementara percakapan daring seputar insiden ini terus berkembang, kami mendesak masyarakat untuk memperhatikan peran media sosial dalam menyebarkan ketakutan atau misinformasi," kata Jaksa Wilayah Hampden Anthony D. Gulluni dalam pernyataan sebelumnya.

"Klaim yang tidak terverifikasi dapat membahayakan investigasi aktif dan berkontribusi pada kekacauan yang tidak mencerminkan gambaran utuh," pungkasnya.

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak