RIAU24.COM - Saat AI mengambil alih hampir segalanya, kini para peretas telah menyamar sebagai pejabat senior AS melalui pesan suara yang dihasilkan AI untuk membobol akun daring pejabat AS saat ini dan sebelumnya.
Biro Investigasi Federal (FBI) memperingatkan pejabat pemerintah untuk tetap waspada, dan mengungkapkan kekhawatiran atas potensi efek berantai.
Namun, FBI belum mengidentifikasi para peretas tersebut.
Para peretas telah mengirim pesan teks dan suara ke target mereka, termasuk pejabat federal dan negara bagian, sejak April.
Mereka mencoba membangun hubungan baik dengan mereka, demikian bunyi nasihat publik biro tersebut.
FBI khawatir, dan mengatakan bahwa akses ke akun pemerintah atau pribadi dapat digunakan untuk menargetkan pejabat pemerintah lain atau rekan dan kontak mereka.
“Informasi kontak yang diperoleh melalui skema rekayasa sosial juga dapat digunakan untuk menyamar sebagai kontak guna memperoleh informasi atau dana,” kata FBI.
Pernyataan tersebut tidak menyebutkan pejabat senior AS mana yang telah menjadi sasaran sejauh ini, tetapi mengatakan bahwa banyak target skema tersebut adalah pejabat senior pemerintah federal atau negara bagian AS saat ini atau sebelumnya dan kontak mereka.
Masih belum jelas apa tujuan di balik upaya yang dilakukan oleh para peretas tersebut.
Alat-alat AI tersebut kini memudahkan para penipu untuk menyamar sebagai orang lain.
Begitu mereka meretas akun email atau media sosial mereka, mereka dapat mengambil alih identitas target.
FBI memperingatkan bahwa masyarakat harus skeptis terhadap konten yang tidak diminta yang menampilkan pejabat publik.
(***)