RIAU24.COM - CEO Meta Mark Zuckerberg dan istrinya, Priscilla Chan, menutup sekolah gratis yang mereka kelola di Bay Area.
Para orang tua mengatakan mereka tidak diberi alasan yang masuk akal atas keputusan mendadak itu.
Sekolah tersebut dibuka pada tahun 2016 dan kini ditutup secara tiba-tiba.
Sekolah Dasar tersebut, yang didirikan pada tahun 2016 oleh Chan Zuckerberg Initiative, menyediakan pendidikan dan perawatan kesehatan gratis bagi keluarga berpenghasilan rendah. Sekolah tersebut berlokasi di wilayah East Palo Alto, tidak jauh dari kantor pusat Meta.
Sekolah tersebut telah mengumumkan akan menutup sekolahnya pada akhir tahun ajaran 2025-26. Para orang tua terkejut dengan pengumuman tersebut dan merasa kebingungan.
Berita ini pertama kali dilaporkan oleh The New York Times.
Seorang orang tua mengatakan kepada media tersebut bahwa sekolah mengundang orang tua untuk sarapan bagel, buah, dan kopi Starbucks.
Saat itulah mereka memberi tahu tentang penutupan sekolah, meskipun tidak ada alasan khusus yang diberikan.
Perubahan rencana Zuckerberg di bawah Trump
The Times melaporkan bahwa seorang anak tidak sengaja mendengar guru-gurunya dan berkata kepada ibunya, "Bu, orang yang selama ini memberi uang ke sekolah kita tidak mau memberikannya lagi kepada kita."
Zuckerberg telah mengubah rencananya secara drastis sejak Donald Trump menjadi presiden.
Lembaga nirlaba milik Zuckerberg dan Chan, CZI, mengumumkan pada bulan Februari bahwa mereka akan lebih fokus pada sains dan menghentikan pekerjaan advokasi sosialnya. Ini termasuk investasi dalam reformasi imigrasi dan pemberian hibah kesetaraan ras, serta program DEI internal.
Zuckerberg telah mengubah banyak hal di perusahaannya.
Program DEI Meta telah berakhir, dan platform media sosial tersebut juga telah menghapus kebijakan pemeriksaan fakta.
Sekarang platform tersebut menggunakan model ‘Catatan Komunitas,’ mirip dengan yang digunakan Elon Musk di X.
Ia juga menyumbangkan $1 juta untuk dana pelantikan Trump melalui Meta dan menjadi bagian dari kelompok miliarder yang hadir pada pelantikan Trump.
Keluarga mengatakan masuknya ratusan pekerja teknologi bergaji tinggi di Silicon Valley menciptakan krisis perumahan bagi penduduk yang dipaksa keluar dari rumah mereka setelah tuan tanah mendapat tawaran yang lebih tinggi.
"Sekarang mereka akan mengambil (sekolah) ini juga. Tampaknya tidak adil," kata seorang orang tua kepada San Francisco Standard.
(***)
