RIAU24.COM - Bangladesh mengatakan pada hari Minggu bahwa pihaknya telah memberikan lisensi kepada layanan internet satelit Starlink milik miliarder teknologi Elon Musk, karena tarif bea masuk AS yang tinggi meningkatkan kekhawatiran bagi sektor garmen utamanya.
Layanan Starlink akan diluncurkan pada pertemuan puncak investasi yang didukung pemerintah yang dibuka di Dhaka pada hari Senin.
"Kami memberi mereka persetujuan," kata Chowdhury Ashik Mahmud, ketua Otoritas Pengembangan Investasi Bangladesh, kepada wartawan pada hari Minggu.
Mahmud mengatakan izin tersebut diberikan pada tanggal 28 Maret, beberapa hari sebelum Presiden AS Donald Trump mengumumkan program tarif luasnya yang menyebabkan pasar global terpuruk.
Tarif baru untuk barang-barang Bangladesh ditetapkan sebesar 37 persen, menaikkan bea masuk dari sebelumnya 16 persen untuk kapas.
Musk memiliki peran yang sangat menonjol di Gedung Putih sebagai tangan kanan Trump dan pertemuannya dengan para pemimpin asing telah menimbulkan pertanyaan tentang kaburnya batasan antara peran resminya dan kepentingan bisnis.
Pemerintah sementara Dhaka, yang mengambil alih setelah revolusi yang dipimpin mahasiswa menggulingkan pemerintah garis keras sebelumnya pada Agustus 2024, sedang mencari dukungan diplomatik AS.
Pemimpin sementara Muhammad Yunus, mengadakan pertemuan darurat pada hari Sabtu untuk menilai dampak tarif terhadap produsen garmen terbesar kedua di dunia.
Pemenang Hadiah Nobel Yunus akan menulis surat kepada Trump tentang tarif, kata sekretaris persnya pada hari Minggu.
Musk dan Yunus berbicara pada bulan Februari tentang membawa Starlink, yang menyediakan akses internet ke lokasi-lokasi terpencil melalui satelit orbit Bumi rendah, ke Bangladesh.
Saat itu, mereka menekankan bahwa layanan tersebut akan menciptakan peluang baru bagi pemuda Bangladesh yang berjiwa wirausaha, perempuan di pedesaan dan rentan, serta masyarakat terpencil, menurut pernyataan dari kantor media Yunus.
Produksi tekstil dan garmen menyumbang sekitar 80 persen ekspor dari negara Asia Selatan.
Bangladesh mengekspor pakaian senilai $8,4 miliar setiap tahunnya ke Amerika Serikat, menurut data dari Asosiasi Produsen dan Eksportir Pakaian Bangladesh, badan perdagangan nasional.
Jumlah tersebut setara dengan sekitar 20 persen dari total ekspor pakaian jadi Bangladesh.
(***)