RIAU24.COM - Presiden AS Donald Trump pada Kamis (30 Januari) bersikeras bahwa Mesir dan Yordania akan menerima warga Gaza yang mengungsi setelah kedua negara menolak rencana pemimpin Amerika untuk membersihkan wilayah Palestina.
Komentarnya muncul hanya sehari setelah Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi dan Raja Yordania Abdullah II menolak pemindahan paksa warga Palestina dengan mengatakan itu tidak pernah bisa ditoleransi atau diizinkan.
Trump bersikeras Mesir dan Yordania akan menerima warga Gaza
Saat berbicara kepada wartawan di Oval Office pada hari Kamis, Trump ditanya tanggapannya terhadap Mesir dan Yordania yang menolak untuk menerima pengungsi Gaza.
"Mereka akan melakukannya," tegas presiden AS.
"Mereka akan melakukannya. Kami melakukan banyak hal untuk mereka, dan mereka akan melakukannya," katanya.
Pekan lalu, hanya beberapa hari setelah masa jabatan keduanya sebagai POTUS, Trump mengatakan bahwa perang 15 bulan telah mengurangi wilayah Palestina menjadi lokasi pembongkaran.
Dia kemudian mengajukan rencana untuk membersihkan Jalur Gaza dan memindahkan warga Gaza ke lokasi yang ‘lebih aman’ seperti Mesir atau Yordania.
Pernyataan Mesir dan Yordania tentang pengungsian paksa
Berbicara dalam konferensi pers pada hari Rabu (29 Januari) Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi mengatakan, "Mengenai apa yang dikatakan tentang pengungsian warga Palestina, itu tidak pernah dapat ditoleransi atau diizinkan karena dampaknya terhadap keamanan nasional Mesir."
"Deportasi atau pengungsian rakyat Palestina adalah ketidakadilan di mana kami tidak dapat berpartisipasi," tambahnya.
Sementara itu, Raja Yordania Abdullah II bersikeras bahwa warga Palestina harus tetap berada di tanah mereka.
Sesuai pernyataan istana kerajaannya, raja, selama pertemuan di Brussels menekankan posisi tegas Yordania tentang perlunya menjaga Palestina di tanah mereka dan untuk menjamin hak-hak sah mereka, sesuai dengan solusi dua negara Israel dan Palestina.
(***)