RIAU24.COM - Perang yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina akan segera menandai tahun ketiganya.
Rusia sekarang telah mengancam akan menyerang Ukraina dengan rudal baru besar-besaran sebagai balas dendam atas penggunaan senjata Barat terhadap wilayahnya, sebuah laporan oleh The Telegraph pada Kamis (20 November) mengatakan.
Mengutip media lokal, laporan itu mengatakan bahwa militer Rusia sedang bersiap untuk menembakkan rudal RS-26 Rubezh ke ibu kota Ukraina, Kyiv.
Sebelumnya pada hari Rabu, AS dan beberapa negara Barat lainnya menutup kedutaan mereka di Kyiv karena alasan keamanan.
Penutupan itu terjadi sehari setelah Ukraina menggunakan rudal Amerika untuk mencapai target di dalam Rusia.
AS kemudian mengumumkan bahwa mereka membuka kembali kedutaannya Rabu malam.
Apa itu rudal RS-26 Rubezh?
Sebuah laporan oleh RBC-Ukraina pada hari Kamis mengatakan bahwa RS-26 Rubezh adalah sistem rudal strategis berbasis darat seluler Rusia yang dilengkapi dengan rudal balistik antarbenua.
RS-26 telah dibangun di atas desain proyek Yars (RS-24 Yars) dengan hulu ledak yang dapat dimanuver yang ditingkatkan yang dirancang untuk menembus sistem pertahanan rudal.
Rudal itu dapat membawa hulu ledak termonuklir dan juga dapat digunakan dengan kendaraan luncur hipersonik Avangard, tambah laporan RBC-Ukraina.
Uji coba pertama RS-26 Rubezh yang sukses berlangsung pada Mei 2012.
Laporan itu menunjukkan bahwa rudal itu seharusnya memasuki layanan pada tahun 2015 dengan penyebaran yang direncanakan dua tahun kemudian.
Namun pada tahun 2018, diumumkan bahwa sistem rudal telah dikecualikan dari program persenjataan Rusia hingga 2027.
Mengutip sumber publik, laporan tersebut mengungkapkan beberapa fitur rudal berat peluncuran 40-50 ton, jangkauan hingga 6.000 kilometer (Kms), dan hulu ledak empat unit terpisah dengan total kapasitas 1,2 megaton.
Rudal belum pernah digunakan dalam pertempuran sebelumnya
Mengutip pakar rudal Barat, laporan The Telegraph pada hari Kamis mengatakan bahwa RS-26 Rubezh belum pernah digunakan dalam pertempuran sebelumnya.
Rudal itu dikatakan terbang dengan kecepatan lima kali kecepatan suara sehingga sulit bagi sistem rudal Patriot yang dipasok AS Ukraina untuk menembak jatuh.
Sebuah surat kabar yang berbasis di Moskow mengatakan bahwa Rusia siap untuk meluncurkan rudal RS-26 dari sebuah situs di Astrakhan di tepi Laut Kaspia.
(***)