Apa Itu Polusi dalam Ruangan, dan Bagaimana Hal Itu Dapat Memperburuk Asma Anda?

R24/tya
Gambar representatif /AI
Gambar representatif /AI

RIAU24.COM - Meskipun polusi di luar ruangan menimbulkan risiko kesehatan yang signifikan bagi manusia, memburuknya kualitas udara dalam ruangan juga secara bertahap menjadi masalah mendesak yang perlu ditangani.

Setiap tahun, hampir 4 juta kematian disebabkan oleh polusi udara dalam ruangan di seluruh dunia.

Kenyataan ini cukup mengejutkan, mengingat dengan meningkatnya polusi udara luar ruangan saat ini di seluruh negeri, naluri manusia cenderung untuk tetap berada di dalam ruangan.

Polusi udara dalam ruangan, yang terdapat di sebagian besar ruang tertutup seperti tempat kerja, sekolah, mal, restoran, dan bahkan rumah Anda, dapat berupa partikel seperti jelaga dan tungau debu, atau gas seperti karbon monoksida, nitrogen oksida, dan sulfur dioksida yang dipancarkan dari proses memasak, pemanasan, atau larutan pembersih.

Meskipun kualitas udara dalam ruangan yang buruk dapat memengaruhi siapa pun, mereka yang memiliki kondisi paru-paru seperti asma dan PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis) lebih rentan terhadap dampak buruknya.

Dr. Rohit Kumar, Associate Professor & Kepala - Dept. Pulmonologi, Perawatan Kritis & Kedokteran Tidur berbagi masukan.

Polusi Udara Dalam Ruangan dan Penderita Asma

Meskipun paparan polutan udara yang berlebihan dan terus-menerus dapat menyebabkan kerusakan paru-paru yang tidak dapat dipulihkan dan merupakan faktor risiko gangguan paru inflamasi kronis seperti PPOK, hal itu bukanlah penyebab langsung asma.

Namun, paparan polutan udara mengiritasi saluran pernapasan dan memperparah gejala asma seperti batuk, mengi, nyeri dada, dan sesak napas.

Bagi penderita asma, saluran pernapasan paru-paru mengalami peradangan dan pembengkakan, sehingga menjadi sedikit lebih sensitif saat terpapar alergen, polutan, dan iritan.

Oleh karena itu, ketika saluran pernapasan yang sudah rentan terpapar pemicu yang umum terdapat dalam polusi udara dalam ruangan, saluran pernapasan tersebut dapat semakin membengkak, meningkatkan produksi lendir, dan semakin mempersempit ruang bagi udara untuk lewat.

Hal ini menyebabkan fungsi paru-paru semakin memburuk, yang ditandai dengan gejala seperti sesak napas dan mengi yang meningkat dengan cepat.

Faktanya, tergantung pada tingkat keparahan kondisi, tingkat paparan, dan jika tidak segera diatasi, kondisi ini dapat memburuk menjadi serangan asma, yaitu penyempitan saluran pernapasan hingga menjadi keadaan darurat yang mengancam jiwa, yang dapat menyebabkan rawat inap.

Mengidentifikasi Sumber Potensi Polusi Udara Dalam Ruangan

Penggunaan bahan bakar biomassa (seperti kayu, limbah tanaman, arang, batu bara, dan kotoran ternak) serta minyak tanah saat memasak merupakan sumber polusi udara dalam ruangan yang umum di India dan menimbulkan risiko kesehatan yang signifikan.

Selain itu, terdapat sumber polusi lain seperti asap tembakau atau rokok elektrik di ruang tertutup, asap dari produk pembersih rumah tangga berbahan kimia, lilin aromaterapi, dan pengharum ruangan.

Faktanya, produk rumah tangga umum seperti dhoop, dupa, dan obat nyamuk bakar mengeluarkan partikel terhirup (PM) yang lebih tinggi, yang dapat terakumulasi seiring waktu, menyebabkan penyakit pernapasan, dan dapat berakibat fatal bagi penderita asma.

Selain itu, polutan biologis seperti tungau debu, jamur, serbuk sari, agen infeksius yang dihasilkan dalam air yang tergenang, kasur, dan karpet semuanya dapat berkontribusi terhadap peningkatan gejala asma.

Mengelola pemicu asma terkait polusi dalam ruangan

Pencegahan dan kehati-hatian sangat penting bagi penderita asma.

Oleh karena itu, meskipun kewaspadaan dan menghindari pemicu, serta upaya berkelanjutan untuk meminimalkan tingkat polusi di dalam ruangan, sangatlah penting, berkonsultasi dengan dokter untuk mengontrol dan mengelola kondisi Anda sangatlah penting.

Faktanya, karena pemicu asma dapat berubah seiring waktu, menyusun rencana tindakan setelah berkonsultasi dengan dokter sangat penting untuk memastikan bahwa pengobatan yang diberikan relevan dan memadai untuk kondisi Anda saat ini.

Rencana perawatan yang diresepkan dapat bervariasi antar pasien, tergantung pada tingkat keparahan kondisi dan paparan polutan.

Namun, pemberian obat melalui inhalasi merupakan komponen penting dalam melawan pemicu asma dan mengelola kondisi tersebut.

Pasien diresepkan berbagai jenis inhaler sesuai dengan kondisi mereka, yang dapat meliputi:

Obat-obatan pengendali jangka panjang, seperti kortikosteroid inhalasi, yang merupakan obat-obatan pencegahan yang digunakan setiap hari untuk mengobati peradangan saluran napas dan mengurangi flare-up dan inhaler Quick Relief atau Rescue, yang, seperti namanya, dimaksudkan untuk menyelamatkan Anda dari serangan mendadak atau flare-up dan mengandung obat yang bekerja cepat, digunakan sesuai kebutuhan untuk membuka saluran napas.

Selanjutnya, berikut adalah beberapa tips tambahan untuk menjaga asma tetap terkendali di lingkungan dalam ruangan:

1. Gunakan masker jika terdapat konsentrasi pemicu asma yang tinggi seperti jamur, tungau debu, dll.

2. Pastikan, sejauh mungkin, bahwa setiap ruangan dalam ruangan berventilasi baik, terutama rumah Anda

3. Pastikan kebocoran dan kerusakan air diperbaiki tepat waktu untuk menghindari penumpukan jamur dan mengurangi kelembaban

4. Jaga peralatan memasak dan pemanas tetap diservis secara teratur, dan pastikan juga semua ventilasi dan cerobong asap terbuka dan bersih saat kipas pembuangan masakan juga dapat membantu

5. Hindari ruang tertutup yang memperbolehkan merokok dan pastikan rumah Anda bebas asap rokok

6. Bersihkan dengan vacuum cleaner secara teratur

7. Gunakan produk yang bebas alergi atau bebas bahan kimia – produk ini memiliki VOC (senyawa organik yang mudah menguap) yang lebih rendah dan biasanya bebas pewangi

8. Gunakan produk pembersih padat atau cair – produk ini, tidak seperti semprotan, tidak akan masuk ke udara, sehingga lebih sulit terhirup

9. Pastikan semua perlengkapan tidur, gorden, dan karpet dicuci secara teratur

10. Pembersih udara dan dehumidifier juga dapat digunakan untuk mengurangi kemungkinan adanya pemicu.

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak