RIAU24.COM - Pihak berwenang di Afrika Selatan telah menskors delapan siswa setelah insiden perundungan yang mengejutkan di SMA Milnerton di Cape Town memicu kemarahan nasional.
Sebuah video yang menunjukkan serangan brutal tersebut beredar luas di media sosial, memperlihatkan beberapa anak laki-laki menyerang sesama siswa menggunakan berbagai benda seperti tongkat hoki, selang, dan ikat pinggang.
Rekaman yang meresahkan ini telah memicu kemarahan publik yang meluas, dengan para orang tua menggelar protes di luar sekolah.
Protes ini dibubarkan oleh polisi menggunakan gas air mata, dan anggota dari berbagai partai politik juga telah menyatakan dukungan untuk demonstrasi lebih lanjut.
Perundungan merupakan masalah yang sudah lama terjadi di sekolah-sekolah Afrika Selatan, dan insiden terbaru ini, yang telah menarik perhatian besar, merupakan salah satu insiden paling brutal yang muncul dalam beberapa tahun terakhir.
Ibu dari remaja laki-laki berusia 16 tahun dalam video tersebut mengungkapkan kesedihannya, mengungkapkan bahwa putranya baru saja menyelesaikan perawatan kanker awal tahun ini.
"Anak saya baru saja sembuh dari kanker, tetapi hal seperti ini terjadi padanya," katanya seperti dikutip saat berbicara kepada media berita lokal News24.
Setelah serangan tersebut, remaja tersebut telah dikeluarkan dari sekolah demi keselamatannya.
Menanggapi insiden tersebut, berbagai organisasi, termasuk Amnesty International Afrika Selatan, mengutuk serangan tersebut.
Amnesty menyebut video tersebut ‘sangat meresahkan’ dan menyerukan tindakan disipliner yang cepat.
Video berdurasi lebih dari dua menit itu memperlihatkan korban memohon agar serangan dihentikan sementara beberapa pelaku terus memukulinya. Yang lain terlihat tertawa dan bersorak, semakin menambah kekejaman di tempat kejadian.
Kementerian Pendidikan Afrika Selatan telah mengonfirmasi bahwa mereka bekerja sama dengan Departemen Pendidikan Western Cape, yang mengawasi sekolah tersebut, untuk menangani situasi tersebut.
Kedua lembaga tersebut telah meyakinkan publik bahwa para siswa yang diskors akan menghadapi konsekuensi yang setimpal.
Mereka juga mendesak agar video tersebut tidak disebarkan, menekankan pentingnya melindungi martabat dan privasi setiap orang yang terlibat.
Insiden ini juga telah mendorong tanggapan dari parlemen.
Joy Maimela, ketua komite pendidikan, menyatakan ‘rasa ngeri yang mendalam’ dan menyebut serangan itu sebagai tindakan kriminal, serta menyerukan tindakan segera dan tegas dari pihak berwenang.
(***)