RIAU24.COM - Ketika Taliban menuduh Pakistan melanggar gencatan senjata 48 jam di tengah bentrokan mematikan, para pejabat Taliban mengatakan bahwa setidaknya 10 orang tewas dalam serangan itu.
Kemudian, Dewan Kriket Afghanistan (ACB) mengungkapkan bahwa tiga pemain kriket lokal Afghanistan dari Distrik Urgun di Provinsi Paktika tewas dalam serangan udara Pakistan.
Tak lama kemudian, ACB mengumumkan penarikannya dari seri Tri-Nation T20I mendatang yang melibatkan Pakistan.
Meskipun Taliban bersumpah untuk 'membalas', kedua belah pihak sepakat untuk memperpanjang gencatan senjata 48 jam mereka hingga berakhirnya perundingan di Doha.
Hal ini juga terjadi setelah serangan bunuh diri mematikan di dekat perbatasan Afghanistan yang menewaskan tujuh tentara Pakistan dan melukai 13 lainnya.
Apa pernyataan ACB?
ACB dalam sebuah pernyataan mengatakan, “Para pemain sebelumnya telah melakukan perjalanan ke Sharana, ibu kota Provinsi Paktika, untuk berpartisipasi dalam pertandingan kriket persahabatan. Setelah kembali ke Urgun, mereka menjadi sasaran dalam sebuah pertemuan. ACB menganggap ini sebagai kehilangan besar bagi komunitas olahraga Afghanistan, para atletnya, dan keluarga kriket. ACB juga menyampaikan belasungkawa dan solidaritas terdalamnya kepada keluarga korban dan masyarakat Provinsi Paktika.”
ACB menambahkan, "Menanggapi insiden tragis ini dan sebagai bentuk penghormatan kepada para korban, Dewan Kriket Afghanistan telah memutuskan untuk mundur dari partisipasi dalam Seri Tri-Nation T20I mendatang yang melibatkan Pakistan, yang dijadwalkan akan dimainkan pada akhir November."
Mengapa tetangga ini saling bertukar tembakan paling mematikan dalam beberapa tahun terakhir?
Pakistan dan Afghanistan berbagi sejarah panjang dan rumit yang dibentuk oleh perbatasan mereka yang terjal sepanjang 1.600 mil, yang dikenal sebagai Garis Durand, yang telah menjadi sumber bentrokan yang sering terjadi.
Pakistan mendukung Taliban selama pemberontakan mereka melawan pemerintah Afghanistan di awal tahun 2000-an, yang bertujuan untuk memengaruhi lanskap politik di kawasan itu.
Namun, secara historis, Pakistan menyalahkan pemerintah Taliban Afghanistan karena melindungi Tehrik-i-Taliban Pakistan (TTP), sebuah kelompok militan yang disalahkan atas banyak serangan di Pakistan.
Sejak Taliban mengambil alih Kabul pada tahun 2021, kekerasan di Pakistan telah meningkat, meningkatkan ketegangan antara kedua tetangga tersebut.
Kembalinya Tehrik-i-Taliban Pakistan (TTP) mengintensifkan kekerasan, dengan ratusan serangan yang menargetkan pasukan Pakistan.
Menanggapi serangan baru-baru ini, Pakistan menutup perlintasan perbatasan utama dan menegaskan tidak akan menoleransi tanah Afghanistan yang digunakan untuk serangan.
(***)