RIAU24.COM - Pada hari Jumat (17 Oktober), Pakistan melancarkan serangan udara di wilayah perbatasan Afghanistan.
Serangan ini melanggar gencatan senjata 48 jam yang disepakati kedua negara tetangga di tengah meningkatnya ketegangan.
Seorang pejabat senior Taliban mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa Kabul akan melakukan pembalasan.
Ia berkata, "Pakistan telah melanggar gencatan senjata dan mengebom tiga lokasi di Provinsi Paktika. Afghanistan akan membalas."
Kedua negara tetangga, yang dulunya merupakan sekutu, telah terlibat dalam pertempuran lintas perbatasan yang sengit selama berhari-hari.
Gencatan senjata sementara ini memberikan jeda sebelum pelanggaran terbaru.
Mengapa Pakistan dan Afghanistan berperang?
Konflik terbaru antara kedua negara meletus setelah Islamabad dituduh melindungi teroris yang telah meningkatkan serangan mereka terhadap Pakistan, terutama di dekat wilayah perbatasan.
Kekerasan militan telah meningkat di Pakistan, dan Pakistan menyalahkan Taliban Afghanistan yang kembali berkuasa pada tahun 2021 setelah Trump mengumumkan penarikan pasukan pimpinan AS dari negara itu.
Namun, Afghanistan membantah klaim melindungi para teroris. Meskipun demikian, puluhan orang telah terluka atau tewas dalam konflik terbaru ini.
Negara-negara turun tangan untuk menghentikan konflik
Negara-negara tetangga, Arab Saudi dan Qatar, telah meningkatkan upaya untuk menghentikan pertempuran yang sedang berlangsung antara kedua negara tetangga Asia tersebut.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump juga telah menawarkan diri untuk menjadi penengah guna menyelesaikan konflik tersebut.
Sebelum gencatan senjata sementara tercapai, telah terjadi peningkatan serangan yang dramatis dari kedua belah pihak beberapa hari setelah ledakan mengguncang ibu kota Afghanistan, Kabul, tepat ketika menteri luar negeri Taliban memulai kunjungan yang belum pernah terjadi sebelumnya ke India, yang terlibat konflik dengan Pakistan awal tahun ini.
Sebagai tanggapan atas serangan Pakistan, Taliban melancarkan serangannya sendiri di perbatasan selatan negara itu yang, pada gilirannya, mendorong Pakistan untuk lebih meningkatkan intensitas dan frekuensi serangan terhadap Kabul.
(***)