RIAU24.COM - Ribuan orang diperkirakan akan bergabung di Chicago dalam protes ‘No Kings’ terhadap pemerintahan Trump pada 18 Oktober.
Ini adalah protes kedua, lanjutan dari protes ‘anti-Trump terbesar’ yang berlangsung satu hari pada 14 Juni, bertepatan dengan ulang tahun ke-79 Donald Trump.
Seiring berlanjutnya kebuntuan akibat penutupan pemerintah, aksi ini kemungkinan akan menjadi pukulan telak bagi pemerintahan Trump.
Organisasi-organisasi progresif memprediksi bahwa aksi Sabtu ini akan lebih besar dari sebelumnya.
Apa arti protes 'No Kings'?
Ini adalah protes nasional terhadap serangan terhadap hak-hak sipil, melonjaknya biaya, penculikan dan penghilangan paksa, pemotongan layanan penting, dan serangan terhadap kebebasan berbicara.
Pesan utamanya adalah bahwa ‘Tidak Ada Raja’ dalam demokrasi.
Para demonstran menyuarakan ‘Tidak Ada Raja’, merujuk pada pola pikir diktator Trump.
Ini mencerminkan peningkatan pengerahan Garda Nasional oleh Trump di jalanan Amerika, untuk meneror dengan menggunakan agen ICE guna menahan orang kulit berwarna dengan dalih tindakan keras imigrasi.
Tagline-nya, seperti yang disebutkan di halaman acara, adalah 'Tak ada takhta, tak ada raja, tak ada mahkota'.
Senator AS untuk Vermont, Bernie Sanders, mengatakan, "Ini adalah demonstrasi jutaan orang yang percaya pada kebebasan Amerika dan tidak akan membiarkan Anda dan Presiden Trump mengubah kita menjadi negara otoriter."
Asal Mula Protes 'No Kings'
Pada 14 Juni 2025, protes No Kings pertama diselenggarakan oleh upaya terkoordinasi dari Gerakan 50501 (yang namanya berarti ‘50 negara bagian, 50 protes, satu gerakan’), Indivisible, American Civil Liberties Union (ACLU), League of Conservation Voters, National Nurses United, Public Citizen, SEIU, dan MoveOn.
Tanggal tersebut bertepatan dengan HUT ke-250 Angkatan Darat AS dan hari ulang tahun Donald Trump. Untuk memperingati peristiwa tersebut, Trump menyelenggarakan parade di Washington, DC.
Para demonstran sengaja mengadakan demonstrasi di kota-kota lain untuk menunjukkan kekuatan rakyat melawan 'Parade Ulang Tahun Trump yang anti-Amerika'.
Mengapa Chicago menjadi pusatnya?
Acara ini diselenggarakan karena meningkatnya penggerebekan ICE di Chicago.
Para demonstran setempat menekankan ‘kekejaman yang mengerikan’ ini sebagai motivasi utama di balik protes tersebut.
Para pemimpin lokal juga menentang federalisasi Garda Nasional, dengan menghalangi langkah tersebut di pengadilan.
Wali Kota Brandon Johnson telah berulang kali menyebut Trump sebagai ‘tiran’ dan ‘otoriter.’
"Tindakan dan perlawanan kita diperlukan karena Trump mengirimkan agen militer ke komunitas kita, membungkam suara pemilih dan suara-suara, serta memberikan hadiah kepada para miliarder sementara keluarga-keluarga berjuang. Ini bukan sekadar politik. Ini demokrasi versus kediktatoran. Kita tidak akan menerima calon raja, dan kita tidak akan mundur menghadapi kekacauan, korupsi, dan kekejaman," kata Johnson.
(***)