RIAU24.COM - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar mengatakan telah mengantongi hasil uji sampel ompreng atau wadah makanan bergizi gratis yang diduga mengandung babi. Taruna mengatakan hasil uji tersebut akan diumumkan BPOM bersama Badan Gizi Nasional (BGN), Kantor Komunikasi Kepresidenan, dan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).
"Intinya sebagai lembaga negara, saya kira badan gizi, badan halal, badan POM dan PCO akan mengumumkan dalam waktu dekat, termasuk langkah-langkah yang dilakukan," kata Taruna saat ditemui wartawan, Senin (15/9/2025).
Terdapat dua model pengujian yang bisa dilakukan oleh BPOM. Pertama, pengujian melalui swab test untuk kemudian dilanjutkan dengan uji DNA. Dari uji itu, laboratorium BPOM dapat memastikan kebenaran terkait ada atau tidaknya DNA babi, kandungan gliserin, gelatin, maupun unsur lainnya.
Selain uji swab, BPOM juga dapat melakukan pengujian laboratorium terhadap logam food tray MBG.
Diberitakan sebelumnya, temuan ini bermula dari laporan Indonesia Business Post (IBP) yang melakukan investigasi wilayah Chaoshan, bagian timur Provinsi Guangdong, China. Dalam laporan tersebut, mereka melaporkan penemuan 30-40 pabrik yang memproduksi ompreng makanan untuk pasar global, salah satunya diduga untuk program MBG di Indonesia.
Laporan yang beredar menyebutkan adanya dugaan pemalsuan label 'Made in Indonesia' dan logo SNI pada nampan (ompreng) makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Nampan tersebut berbahan tipe 201, yang dikhawatirkan memiliki kandungan mangan (logam berwarna putih keabu-abuan) tinggi dan tidak aman untuk makanan yang bersifat asam.
Selain itu, laporan ini juga mengindikasikan adanya penggunaan minyak babi atau lard dalam proses produksi nampan itu. Baik tipe 201 maupun 304. ***