RIAU24.COM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membela serangan udara negaranya terhadap para pemimpin Hamas di Qatar, menyamakan serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel dengan serangan teror 11 September di Amerika Serikat.
Serangan yang dilakukan pada 9 September tersebut menargetkan tokoh-tokoh Hamas yang berbasis di Qatar, yang selama ini menjadi tuan rumah negosiasi gencatan senjata.
Langkah tersebut dikecam oleh Washington dan dikritik oleh pemerintah di seluruh dunia.
Netanyahu menyerukan peringatan 9/11
Berbicara pada 10 September, menjelang peringatan 9/11, Netanyahu mengatakan serangan Hamas terhadap Israel tahun lalu adalah ‘11 September’ bagi negaranya.
"Besok adalah 11 September. Kita mengenang 11 September. Pada hari itu, teroris Islam melakukan kebiadaban terburuk di tanah Amerika sejak berdirinya Amerika Serikat," ujarnya.
Pemimpin Israel itu menambahkan, "Kita juga punya 11 September. Kita mengenang 7 Oktober. Pada hari itu, teroris Islam melakukan kebiadaban terburuk terhadap orang-orang Yahudi sejak Holocaust."
Gedung Putih membalas
Gedung Putih mengkritik tajam keputusan Israel untuk menyerang wilayah Qatar.
Sekretaris Pers Karoline Leavitt mengatakan, “Pengeboman sepihak di Qatar, sebuah negara berdaulat dan sekutu dekat Amerika Serikat yang bekerja sangat keras dengan berani mengambil risiko bersama kami untuk menengahi perdamaian, tidak memajukan tujuan Israel atau Amerika. Namun, melenyapkan Hamas, yang telah mengambil untung dari penderitaan warga Gaza, adalah tujuan yang mulia.”
Presiden Donald Trump kemudian mengunggah ulang pernyataan tersebut di media sosial.
Netanyahu bandingkan serangan itu dengan tindakan AS setelah 9/11
Netanyahu bersikeras bahwa serangan itu dibenarkan, dengan mengatakan Israel bertindak dengan cara yang sama seperti yang dilakukan AS setelah 9/11.
"Ya, kemarin, kami bertindak seperti itu. Kami mengejar dalang teroris yang melakukan pembantaian 7 Oktober. Dan kami melakukannya di Qatar yang menyediakan tempat berlindung yang aman, melindungi teroris, mendanai Hamas, memberi para pemimpin terorisnya vila-vila mewah, memberi mereka segalanya," katanya.
Ia melanjutkan, “Israel melakukan persis apa yang dilakukan Amerika ketika memburu Al Qaeda di Afghanistan dan membunuh pemimpinnya, Osama bin Laden, di Pakistan.”
Qatar mengutuk serangan itu
Kementerian Luar Negeri Qatar mengecam keras serangan tersebut, menyebutnya sebagai serangan kriminal dan pelanggaran nyata terhadap semua hukum dan norma internasional.
Kementerian tersebut memperingatkan bahwa serangan tersebut menimbulkan ancaman serius terhadap keamanan dan keselamatan warga Qatar dan penduduk di Qatar.
Perang yang sedang berlangsung dengan Hamas
Israel telah memerangi Hamas sejak serangan mendadak kelompok tersebut pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan 1.200 warga Israel dan menyandera sekitar 250 orang.
Perang tersebut telah menghancurkan Gaza, tempat lebih dari 60.000 warga Palestina tewas, menurut pejabat kesehatan setempat.
(***)