RIAU24.COM -Polda Metro Jaya membeberkan peran enam tersangka penghasut yang melakukan provokasi kepada para pelajar dan anak-anak untuk melakukan aksi rusuh di beberapa titik demonstrasi bagian DKI Jakarta.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary, Selasa (2/9) mengungkapkan bahwa Direktur Utama Lokataru Foundation yakni Delpedro Marhaen (DMR), staf Lokataru Faoundation berinisial MS, dan emapt tersangka lainnya menyebarkan hasutan yang ditujukan kepada paa pelajar melalui platform media sosial.
Ade Ary menambahkan bahwa hasutan yang disampaikan oleh mereka mendorong para pelajar dan anak-anak untuk kut melakukan kerusuhan yang bisamembahayakan keselamata mereka di lokasi unjuk rasa.
"Pelaku DMR ini merupakan admin akun Instagram LF yang berperan melakukan kolaborasi dengan akun lainnya menyebarkan ajakan dan penghasutan kepada pelajar melalui sejumlah tagar dan postingan untuk melakukan aksi anarkis," katanya.
Pelaku MS selaku admin akun @bpp, menurut dia, juga berkolaborasi dengan pemilik akun lain untuk menyebar ajakan melakukan perusakan.
Menurut polisi, SH selaku admin akun Instagram berinisial @GM mengajak orang untuk melakukan perusakan dan KA berkolaborasi untuk menghasut orang melakukan perusakan.
Sementara itu, RAP selaku admin akun @RAP menurut polisi menyampaikan tutorial pembuatan bom Molotov dalam siaran langsung di platform media sosial yang banyak dilihat oleh pelajar.
Polisi menyampaikan bahwa RAP juga menjadi koordinator pembawa bom Molotov ke lokasi unjuk rasa.
"Pelaku ini juga membagikan lokasi-lokasi bom Molotov yang sudah disiapkan dan dapat diambil peserta untuk ikut aksi unjuk rasa," kata Ade.
Pelaku berinisial FL sebagai admin akun @fg melakukan siaran langsung di platform media sosial saat demonstran melakukan kerusuhan pada Senin (25/8) menurut polisi.
Kepala Unit 2 Kamneg Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kompol Gilang Prasetya mengatakan bahwa siaran langsung FL yang memperlihatkan kerusuhan semasa unjuk rasa ditonton sampai sekitar 10 juta orang.
Petugas mendapati ajakan-ajakan untuk memperbesar kerusuhan yang disampaikan melalui platform media sosial.
"Kami juga melakukan analisis serta pendalaman melalui laboratorium forensik digital yang mendapatkan adanya tutorial pembuatan bom Molotov, penyebaran lokasi bom Molotov...," kata Gilang.
Polisi menangkap tersangka DMR, MS, SH, KA, RAP, dan FL karena berperan dalam mengajak pelajar dan anak-anak untuk ikut melakukan kerusuhan di sejumlah lokasi unjuk rasa.
"Kami sudah melakukan monitoring dan analisis untuk mengungkap kasus ini sejak Senin (25/8)," kata Ade.
(***)