RIAU24.COM - Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengatakan bahwa militernya akan secara profesional melaksanakan keputusan menteri tersebut untuk mencapai tujuan perang di Gaza.
Saat mengunjungi pos Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di zona penyangga GAZA pada hari Selasa (5 Agustus), Katz mengatakan bahwa ia telah merumuskan posisinya terkait langkah-langkah keamanan dan politik yang harus diambil Israel untuk memastikan tercapainya tujuan perang, lapor Times of Israel.
Menteri pertahanan tersebut mengatakan bahwa ia akan menyampaikan rencananya kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan kabinetnya nanti.
"Kekalahan Hamas di Gaza, sekaligus menciptakan kondisi untuk kembalinya para sandera, merupakan tujuan utama perang di Gaza, dan kita harus mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mencapainya," ujar Katz dalam pernyataan yang dirilis oleh kantornya.
Menteri tersebut, saat mengunjungi pos Ridge 70, juga mengatakan, “Pada saat yang sama, kita harus memastikan keselamatan dan keamanan masyarakat Israel dengan mempertahankan kehadiran IDF secara permanen di zona keamanan pinggiran di titik-titik strategis di Gaza, yang darinya serangan terhadap masyarakat dan penyelundupan senjata ke Gaza dapat dicegah.”
Hal ini terjadi setelah kantor Netanyahu mengumumkan pada hari Senin (4 Agustus) bahwa Israel akan menduduki sepenuhnya Jalur Gaza.
Langkah ini dilaporkan ditentang oleh banyak menteri Netanyahu, termasuk Kepala Staf IDF Letnan Jenderal Eyal Zamir.
Seorang pejabat senior yang dekat dengan perdana menteri dikutip oleh Ynet mengatakan, "Keputusan sudah di tangan, kami akan menduduki Jalur Gaza sepenuhnya."
Mereka menambahkan, "Operasi akan tetap dilakukan bahkan di wilayah-wilayah tempat para sandera ditawan. Jika kepala staf IDF tidak setuju, beliau harus mengundurkan diri."
'Tidak akan ada Palestina'
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong menyerukan solusi dua negara dalam konflik Israel-Palestina yang sedang berlangsung, dengan mengatakan bahwa kegagalannya akan menyebabkan Palestina punah.
Pernyataan Wong muncul di tengah desakan Australia agar Israel menandatangani gencatan senjata dan segera mempercepat aliran bantuan di Jalur Gaza.
"Ada risiko tidak akan ada lagi Palestina yang diakui jika komunitas internasional tidak bergerak untuk menciptakan jalan menuju solusi dua negara," ujar menteri Australia tersebut.
"Sudah lama saya pegang teguh bahwa tidak akan ada perdamaian dan keamanan bagi rakyat Israel, kecuali kita bertekad untuk mendirikan negara Palestina. Itulah pandangan saya selama beberapa dekade," tambahnya.
(***)