RIAU24.COM - Krisis kelaparan yang parah dan memburuk dengan cepat melanda Gaza, di mana tingkat malnutrisi pada anak balita telah meningkat tiga kali lipat hanya dalam dua minggu, ungkap Médecins Sans Frontières (MSF).
Dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat (25 Juli), badan amal medis tersebut memperingatkan bahwa seperempat dari seluruh anak kecil dan ibu hamil atau menyusui yang diskrining minggu lalu mengalami malnutrisi.
Di kliniknya di Kota Gaza saja, MSF menyatakan jumlah pasien yang mencari pengobatan untuk malnutrisi telah meningkat empat kali lipat sejak Mei.
Organisasi tersebut secara langsung menyalahkan Israel atas apa yang mereka sebut sebagai kebijakan kelaparan yang disengaja atas krisis kelaparan tersebut.
Dalam sebuah pernyataan, kelompok tersebut mengatakan bahwa penggunaan kelaparan yang disengaja oleh otoritas Israel sebagai senjata di Gaza telah mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, di mana pasien dan tenaga kesehatan sendiri kini berjuang untuk bertahan hidup.
Orang-orang meninggal karena kelaparan
Setidaknya 122 orang meninggal dunia akibat kelaparan di Gaza, dengan sembilan kematian dilaporkan hanya dalam 24 jam terakhir, menurut pejabat kesehatan setempat.
Namun, banyak yang yakin jumlah kematian sebenarnya lebih tinggi dan terus bertambah.
Program Pangan Dunia (WFP) pada hari Jumat menyuarakan kekhawatiran tersebut, dengan mengatakan hampir satu dari tiga orang di Gaza kini hidup tanpa makanan selama berhari-hari.
“Krisis kelaparan telah mencapai tingkat keputusasaan yang baru dan mencengangkan," katanya, seraya menambahkan, "Hampir satu dari tiga orang tidak makan selama berhari-hari. Malnutrisi meningkat, dengan 90.000 perempuan dan anak-anak sangat membutuhkan perawatan."
Berbicara kepada AFP, Naji al-Qurashali, seorang dokter spesialis kandungan dan ginekologi di Gaza, mengatakan bahwa statistik yang dilaporkan meremehkan kenyataan yang menyedihkan.
Ia memperkirakan setidaknya 50 persen dari ratusan ibu hamil yang ia temui setiap hari menderita malnutrisi.
"Situasi malnutrisi sungguh tak terbayangkan. Sepanjang karier medis saya, saya tak pernah menyangka, bahkan dalam mimpi terliar saya sekalipun, bahwa keadaan akan mencapai titik ini," ujarnya.
Menurut dokter asal Gaza tersebut, jumlah keguguran meningkat karena para perempuan yang kelaparan kesulitan mencari makanan.
(***)