Di Lokasi Bencana Chernobyl Tidak Ada Tumbuhan yang Tumbuh, Kecuali Organisme Ini yang Subur Karena Radiasi

R24/tya
Ada sesuatu yang tumbuh di dinding reaktor nuklir Chernobyl nomor 4 /AFP
Ada sesuatu yang tumbuh di dinding reaktor nuklir Chernobyl nomor 4 /AFP

RIAU24.COM Bencana nuklir Chernobyl tahun 1986 melepaskan sejumlah besar bahan radioaktif ke lingkungan, yang memengaruhi orang-orang di Ukraina, Belarus, dan Rusia.

Tiga puluh pekerja pabrik meninggal dalam beberapa minggu, dan banyak lagi yang mengalami cedera radiasi.

Segala sesuatu dalam radius 30 kilometer dari pabrik dievakuasi.

Tingkat radiasi yang tinggi telah menyebabkannya menjadi kota hantu.

Tidak seorang pun dapat tinggal di sana, dan tidak ada yang dapat berkembang di lingkungan radioaktif.

Namun, ada satu hal yang berkembang pesat di Chernobyl - jamur hitam.

Bencana itu menyaksikan reaksi nuklir yang tak terkendali, ledakan, dan kebakaran di Reaktor Nomor Empat.

Hari ini, para ilmuwan terkejut melihat sesuatu yang hidup di dalam salah satu lingkungan paling radioaktif di Bumi.

Cladosporium sphaerospermum, jamur hitam, telah ditemukan tumbuh di dinding reaktor nomor 4 di Chernobyl.

Disebut jamur radiotropik, ini adalah pertama kalinya jamur itu terlihat di mana pun di dunia.

Organisme tumbuh subur di lingkungan yang penuh radiasi

Radiasi tidak membunuh jamur ini; sebaliknya, ia membantunya berkembang biak.

Organisme ini telah beradaptasi dengan lingkungan radioaktifnya.

Jamur hitam menyerap radiasi gamma yang mematikan dan mengubahnya menjadi energi dalam proses yang mirip dengan fotosintesis.

Jamur ini menjalani radiosintesis, sebuah proses di mana ia menggunakan radiasi untuk tumbuh.

Jamur ini mengandung melanin, pigmen yang menyerap dan memanfaatkan radiasi pengion untuk menghasilkan energi.

Hal ini pertama kali diungkapkan dalam sebuah artikel yang diterbitkan di Perpustakaan Kedokteran Nasional pada tahun 2008.

Hal ini mendorong para ilmuwan untuk mempertimbangkan penggunaannya untuk membersihkan situs-situs radioaktif.

Jika terbukti efektif, jamur ini dapat menjadi alat integral dalam pemulihan bencana nuklir di masa depan.

Seorang peneliti yang mempelajari jamur hitam berkata, "Ini seperti alam yang merekayasa perisai radiasi biologis.”

Jamur Chernobyl dapat membantu perjalanan luar angkasa

Penemuan ini telah mendorong para ilmuwan untuk menggunakan jamur ini dalam situasi di mana organisme hidup dapat digunakan untuk menghilangkan polutan dari lingkungan.

Jadi menyebarkannya di daerah radiasi tinggi adalah salah satu kemungkinan di mana mereka dapat menahan dan berpotensi mengurangi tingkat radiasi.

Namun, area lain di mana jamur hitam ini dapat terbukti berguna adalah perjalanan ruang angkasa.

Manusia telah berlomba-lomba untuk melakukan perjalanan di ruang hampa.

Mars dan Bulan ada dalam daftar, dengan misi yang direncanakan paling cepat pada tahun 2030-an.

Namun, tantangan terbesar adalah bahaya radiasi yang dapat terbukti sangat berbahaya bagi tubuh manusia.

C. sphaerospermum dikirim ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) untuk memahami potensinya untuk melindungi astronot.

Hasil awal menunjukkan bahwa jamur hitam dapat terbukti menjadi alat yang berguna untuk memajukan ambisi ruang angkasa manusia.

Para ilmuwan yakin bahwa bahan ini dapat digunakan untuk mengembangkan habitat yang melindungi astronot dari radiasi yang keras.

Bahkan, bahan ini dapat melindungi ruang tempat makanan dapat ditanam bagi para pelancong antariksa.

C. sphaerospermum tidak hanya beradaptasi dan berkembang biak di lingkungan radioaktif yang merugikan, tetapi juga dapat bertahan hidup pada suhu rendah, konsentrasi garam tinggi, dan keasaman ekstrem.

Hal ini menjadikannya bahan yang menjanjikan untuk menyiapkan resep sempurna untuk perjalanan antariksa.

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak