RIAU24.COM - Rusia melancarkan salah satu serangan udara terbesarnya terhadap Ukraina dalam beberapa bulan terakhir, Senin (21/7).
Serangan ini terjadi hanya beberapa jam sebelum Inggris dan Jerman memimpin pertemuan untuk membahas rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump agar NATO menyediakan senjata bagi Ukraina.
“Serangan itu menewaskan dua orang dan melukai 15 orang, termasuk seorang anak berusia 12 tahun,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy seperti dikutip dari The Associated Press.
Di distrik Shevchenkivskyi, Kiev, sebuah drone menghantam pintu masuk stasiun kereta bawah tanah tempat orang-orang berlindung.
Baca Juga: Puluhan Orang Tewas Akibat Insiden Pesawat Angkatan Udara Bangladesh Jatuh Menimpa Sekolah
Video yang diunggah di media sosial menunjukkan peron stasiun diselimuti asap, dengan puluhan orang di dalamnya. Wali Kota Kiev Vitalii Klitschko mengatakan stasiun itu harus diberi ventilasi untuk meningkatkan sirkulasi udara.
Serangan terberat menghantam distrik Darnytskyi, Kiev, yaitu di sebuah wilayah di mana taman kanak-kanak, supermarket, dan gudang terbakar.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noël Barrot tiba di Kiev pada hari Senin dan meninjau kerusakan yang terjadi.
Serangan pesawat nirawak dan rudal yang berlangsung berjam-jam di Kiev hingga Senin malam semakin menekankan kebutuhan Ukraina akan bantuan militer Barat, terutama di bidang pertahanan udara.
Minggu lalu, Trump mengatakan pengiriman senjata akan tiba di Ukraina dalam beberapa hari.
Sementara itu, Menteri Pertahanan AS dan Pemimpin NATO dijadwalkan akan menghadiri pertemuan Ukraina. Pertemuan virtual tersebut akan dipimpin oleh Menteri Pertahanan Inggris John Healey dan Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius.
Healey mengatakan Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth dan Pemimpin NATO Mark Rutte, serta
Panglima Tertinggi Sekutu NATO di Eropa, Jenderal Alexus Grynkewich, akan menghadiri pertemuan Kelompok Kontak Pertahanan Ukraina.
Baca Juga: Laporan Investigasi Kecelakaan Pesawat Jeju Air Salahkan Pilot, Keluarga Korban Mengecam Temuan Tersebut
Moskow telah mengintensifkan serangan jarak jauhnya terhadap kota-kota Ukraina, dan para analis mengatakan rentetan serangan kemungkinan akan meningkat seiring dengan meningkatnya produksi pesawat nirawak Rusia.
Sedangkan Trump pekan lalu memberi Moskow batas waktu selama 50 hari untuk menyetujui gencatan senjata atau menghadapi sanksi yang lebih berat.
Pada pertemuan hari Senin, Healey diperkirakan akan mendesak mitra-mitra Barat Ukraina untuk meluncurkan "upaya 50 hari" guna mendapatkan persenjataan yang dibutuhkan Kiev untuk melawan pasukan Rusia yang lebih besar. Mereka juga memaksa Presiden Rusia Vladimir Putin ke meja perundingan.