Tolak Keras kebijakan Trump, Rakyat Amerika Gelar Demo Besar-besaran di 1.600 Titik

R24/zura
Tolak Keras kebijakan Trump, Rakyat Amerika Gelar Demo Besar-besaran di 1.600 Titik. (Screenshot abcnews.com)
Tolak Keras kebijakan Trump, Rakyat Amerika Gelar Demo Besar-besaran di 1.600 Titik. (Screenshot abcnews.com)

RIAU24.COM - Ribuan warga Amerika Serikat menggelar demo besar-besaran di lebih dari 1.600 lokasi di seluruh negeri, Kamis (17/7).

Melansir CNN, aksi itu dihelat untuk memprotes kebijakan kontroversial Presiden AS Donald Trump, yang belakangan terus mendeportasi massal migran serta memotong bantuan sosial bagi kaum kurang mampu..

Unjuk rasa ini digelar di jalanan, gedung pengadilan, serta ruang-ruang publik lain. Protes disebut dilakukan di Chicago, Atlanta, St. Louis, Annapolis, hingga Oakland.

Inisiator aksi menyatakan demo ini diselenggarakan untuk memperingati mendiang anggota Kongres dan aktivis hak-hak sipil John Lewis.

"Kita sedang menghadapi salah satu momen paling mengerikan dalam sejarah," kata salah satu presiden Public Citizen, Lisa Gilbert, dalam konferensi pers daring, Selasa (15/7).

"Kita semua bergulat dengan meningkatnya otoritarianisme dan pelanggaran hukum dalam pemerintahan kita ... karena hak, kebebasan, dan harapan demokrasi kita sedang ditantang," ucapnya.

Public Citizen adalah organisasi nirlaba dengan misi melawan kekuatan korporat. Organisasi ini merupakan bagian dari kelompok yang menggerakkan protes pada Kamis.

Dilansir dari The Guardian, di Atlanta, Georgia, sekitar 1.000 demonstran berkumpul di sekitar gereja Martin Luther King Jr, Ebenezer Baptist.

"Kami menghormati warisan John Lewin, yang telah berpulang lima tahun lalu," kata Pendeta Jonathan Jay Augustine.

"Beliau adalah seseorang yang mengorbankan hidupnya demi inklusivitas, dan hal-hal yang beliau perjuangkan kini sedang diserang dan dikikis," lanjutnya.

Di pusat kota Washington, ratusan orang berkumpul di sebuah taman beberapa blok dari Gedung Putih. Sejumlah orang membawa spanduk yang memprotes deportasi massal dan membandingkan pemerintahan Trump dengan Nazi Jerman.

"Fasisme akan runtuh. Dan ketika runtuh, apabila Anda terlibat, Anda akan dimintai pertanggungjawaban," kata Mary Baird, pedemo dari Carolina Utara.

Di Minneapolis, orator mengajak masyarakat sekitar untuk mengikuti keteladanan Lewis dan mengambil sikap menentang ketidakadilan.

Menurut penyelenggara demo, unjuk rasa pada Kamis ini akan diikuti oleh puluhan ribu orang yang tersebar di seluruh wilayah.

Ini merupakan aksi protes besar terbaru setelah pada Juni ribuan warga juga berunjuk rasa dalam demo bertajuk "No Kings".

Tuntutan pedemo dalam protes kali ini antara lain diakhirinya tindakan keras pemerintahan Trump terhadap hak-hak sipil; setop menargetkan warga AS berkulit hitam, cokelat, imigran, dan kaum trans; serta setop pemangkasan program-program sosial seperti Medicaid dan Supplemental Nutrition Assistance Program (Snap).

"Salah satu hal yang selalu John Lewis katakan adalah jika Anda melihat sesuatu yang salah, Anda berkewajiban untuk bersuara, mengatakan sesuatu, dan melakukan sesuatu," ujar Daryl Jones, salah satu pemimpin Transformative Justice Coalition.

(***) 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak