RIAU24.COM - Gempa bumi dengan perkiraan magnitudo 4,5 mengguncang pantai Kepulauan Tokara, Jepang, sekitar pukul 11 pagi (waktu setempat) pada hari Selasa.
Gempa itu mencatat level 4 pada skala intensitas seismik Jepang 7 di Pulau Kusekijima, bagian dari Desa Toshima di Prefektur Kagoshima.
Namun, gempa itu tidak menimbulkan ancaman tsunami dan berasal dari kedalaman sekitar 30 kilometer, menurut Badan Meteorologi Jepang.
Selain itu, Pulau Kodakarajima, yang juga bagian dari desa, bersama dengan Amami di Kagoshima, mencatat intensitas yang lebih rendah yaitu 2.
Demikian pula, gempa bumi lain terjadi di dekat Kepulauan Tokara pada pukul 12:02 siang pada hari Senin, dengan Akusekijima sekali lagi mencatat intensitas 4.
Kedalaman dan besarnya konsisten, masing-masing sekitar 30 kilometer dan 4,5, menurut sebuah laporan di Japan News.
Selain itu, Akusekijima diguncang oleh dua getaran lagi dalam semalam.
Yang pertama, pada pukul 12:08, berukuran 4, diikuti oleh gempa yang sedikit lebih kuat pada pukul 12:12, yang mencatat 5 lebih rendah pada skala intensitas.
Gempa terus menerus di beberapa pulau selatan Jepang
Selama beberapa hari terakhir, Kepulauan selatan di Jepang telah mengalami getaran terus menerus.
“Pulau-pulau itu, seperti Tokara dan Akuseki, telah mengalami aktivitas seismik sejak 21 Juni menyusul gempa berkekuatan 5,5 SR yang melanda pekan lalu,” kata para pejabat.
Menurut sebuah laporan di BBC, Pulau Tokara melaporkan tidak ada kerusakan besar.
Selain itu, tidak ada peringatan tsunami yang dikeluarkan, tetapi pihak berwenang telah menyarankan warga untuk bersiap untuk mengungsi jika diperlukan.
Menurut Channel News Asia, tidak ada kerusakan fisik besar yang juga dilaporkan dari pulau Akuseki yang paling parah terkena dampak, yang dilanda gempa berkekuatan 5,1 skala Richter semalam.
Para pejabat menambahkan bahwa dari 89 penduduk Pulau Akuseki, 44 telah dievakuasi ke pusat regional Kagoshima pada hari Minggu, sementara 15 penduduk lainnya meninggalkan pulau terdekat lainnya.
Jepang, rumah bagi sekitar 125 juta orang, kepulauan ini biasanya mengalami sekitar 1.500 gempa setiap tahun, terhitung sekitar 18 persen dari aktivitas seismik dunia.
(***)