Iran Perkuat Pertahanannya dengan Baterai Rudal dari China Beberapa Hari Setelah Gencatan Senjata dengan Israel

R24/tya
Kendaraan militer yang membawa rudal permukaan-ke-udara HHQ-9B berpartisipasi dalam parade militer di Lapangan Tiananmen di Beijing pada 1 Oktober 2019 untuk menandai peringatan 70 tahun berdirinya Republik Rakyat Tiongkok /AFP
Kendaraan militer yang membawa rudal permukaan-ke-udara HHQ-9B berpartisipasi dalam parade militer di Lapangan Tiananmen di Beijing pada 1 Oktober 2019 untuk menandai peringatan 70 tahun berdirinya Republik Rakyat Tiongkok /AFP

RIAU24.COM Iran telah menerima baterai rudal permukaan-ke-udara China untuk 'mendukung dan memperkuat' pertahanannya menyusul konflik dan gencatan senjata selama 12 hari dengan Israel, menurut sebuah laporan oleh Middle East Eye.

Menurut laporan itu, Gedung Putih dan mitranya di dunia Arab menyadari perkembangan tersebut.

Teheran telah menerima pengiriman baterai rudal permukaan-ke-udara China.

Para pejabat tidak mengungkapkan berapa banyak rudal permukaan-ke-udara yang dikirimkan, tetapi Iran membayarnya dengan pengiriman minyak.

China adalah salah satu importir minyak Iran terbesar, dengan hampir 90 persen aliran ekspor minyak mentah dan kondensat Iran ke Beijing.

"Iran terlibat dalam cara-cara perdagangan yang kreatif," kata seorang pejabat Arab.

Pengiriman itu menandai hubungan yang semakin dalam antara Iran dan China meskipun ada spekulasi bahwa Rusia dan China menjaga jarak dari AS selama serangan Israel-Iran.

Israel telah secara signifikan merusak kemampuan pertahanan Iran dengan serangan terhadap landasan peluncuran, pangkalan militer dan pembunuhan jenderal dan ilmuwan Iran.

Tetapi Iran menunjukkan ketahanan, menyerang Tel Aviv dan Haifa, merusak beberapa situs militer sensitif.

Pada akhir 1980-an, Iran menerima HY-2 Silkworm dari China.

Republik Islam menggunakan rudal ini di Kuwait, kapal tanker minyak AS dalam perang kapal tanker.

Iran juga memiliki S-300 Rusia, yang mampu menyerang UAV dan memberikan pertahanan terhadap rudal balistik dan jelajah.

Mereka juga telah mengembangkan baterai seri Khordad dan Bavar-373 secara independen.

Pada tahun 2010, Iran dilaporkan telah menerima rudal HQ-9B.

Rudal permukaan-ke-udara (SAM) radar homing semi-aktif jarak jauh (SARH) ini dikembangkan oleh China Precision Machinery Import and Export Corporation, sebuah perusahaan milik negara Republik Rakyat Tiongkok.

Rudal ini adalah turunan dari S-300 Rusia.

Tetapi sistem ini tidak mampu melawan pesawat siluman seperti F-35 AS.

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak