Rusia Memperingatkan AS agar Tidak Mengirim Lebih Banyak Senjata ke Ukraina

R24/tya
Presiden AS Donald Trump, Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky /AFP
Presiden AS Donald Trump, Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky /AFP

RIAU24.COM Kremlin pada hari Selasa (8 Juli) memperingatkan bahwa mengirim lebih banyak senjata ke Ukraina akan memperpanjang perang antara Rusia dan Ukraina yang telah berlangsung selama lebih dari tiga tahun.

Ia menambahkan bahwa langkah itu tidak sejalan dengan upaya untuk mempromosikan resolusi damai.

Ini terjadi sehari setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa dia harus mengirim lebih banyak senjata ke Ukraina untuk mempertahankan diri.

Pengumuman Trump menyusul pernyataan Washington pekan lalu bahwa pihaknya menghentikan beberapa pengiriman senjata ke Kyiv.

"Jelas tentu saja bahwa tindakan ini mungkin tidak sejalan dengan upaya untuk mempromosikan resolusi damai," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov seperti dikutip oleh kantor berita Rusia dalam sebuah pengarahan.

Peskov juga mengkritik negara-negara Eropa karena secara aktif berkontribusi pada kelanjutan permusuhan dengan pasokan senjata mereka ke Ukraina.

"Kami harus mengirim lebih banyak senjata, senjata pertahanan terutama," kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih.

"Mereka terpukul sangat, sangat keras," katanya tentang Ukraina, menambahkan bahwa dia tidak senang dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Terlepas dari tekanan yang meningkat dari AS dan negara-negara Eropa, Putin belum menunjukkan kesediaan untuk mengakhiri konflik, yang dimulai setelah Rusia meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina pada tahun 2022.

Pernyataan presiden AS muncul setelah Moskow mengatakan pada hari Senin (7 Juli) bahwa pasukannya telah merebut desa pertama mereka di wilayah Dnipropetrovsk tengah Ukraina.

Bulan lalu, Rusia mengatakan bahwa mereka telah melintasi perbatasan ke wilayah itu untuk pertama kalinya dalam kampanyenya.

Sebelum pengumuman Rusia, mereka telah meluncurkan serangan drone dan rudal skala besar baru.

Serangan itu juga menargetkan pusat perekrutan militer Ukraina.

Dalam sebuah pernyataan, Kyiv juga mengatakan bahwa mereka melakukan serangan pesawat tak berawak terhadap pabrik amunisi Rusia di wilayah Moskow.

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak