RIAU24.COM - Presiden Prabowo Subianto menegaskan penolakan terhadap perang dan standar ganda. Pernyataan ini diungkapkan Prabowo ketika menghadiri sesi pleno Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2025 yang digelar di Museum of Modern Art (MAM), Rio de Janeiro, Brasil, Minggu (6/7).
Prabowo menyampaikan sikap tegas Indonesia dalam mendukung perdamaian dunia melalui multilateralisme dan keadilan dalam tata kelola global.
“Bapak Presiden juga menegaskan menolak perang dan juga penggunaan standar ganda," kata Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, usai menemani Prabowo dalam sesi tersebut, dikutip dari siaran pers Sekretariat Presiden, Senin (7/7).
Baca Juga: Polda Riau Tetapkan 22 Tersangka Karhutla, 68 Hektare Lahan Ludes Terbakar
Airlangga menuturkan, Prabowo juga sejalan dengan hampir seluruh peserta yang mendorong reformasi multilateral dan keterwakilan global south dalam tata kelola global, khususnya dalam institusi seperti PBB.
"Dan didorong agar kepemimpinan BRICS dapat mendorong kepemimpinan multilateral yang lebih adil,” beber dia.
Tak hanya itu, Prabowo juga mengangkat pentingnya Bandung spirit dalam forum BRICS, terutama dalam memperjuangkan nasib negara-negara berkembang dan mendukung kemerdekaan Palestina.
Dalam pandangan Indonesia, BRICS perlu menjadi kekuatan penyeimbang yang dapat menyuarakan kepentingan negara-negara global south secara adil dan konsisten.
“Bapak Presiden menegaskan hubungan terhadap Palestina dan secara khusus untuk mengingatkan Bandung spirit agar bisa dibawa dalam forum, dilanjutkan dalam forum BRICS tersebut,” lanjut dia.
Wakil Menteri Luar Negeri Arrmanatha Nasir (Tata) yang turut mendampingi Presiden dalam KTT tersebut menambahkan, sebagian besar pemimpin negara anggota BRICS menyoroti situasi global yang makin tidak menentu.
Baca Juga: Kembali Dipanggil Kejagung, Nadiem Makarim Diperiksa Soal Dugaan Korupsi Digitalisasi Pendidikan
Menurut dia, konsolidasi negara-negara global south dinilai sangat penting dalam menjaga stabilitas internasional dan menciptakan ruang pembangunan yang kondusif bagi negara-negara berkembang.
Dalam forum tersebut, Indonesia menyampaikan dukungan terhadap upaya reformasi serta menyambut baik solidaritas antaranggota BRICS untuk menciptakan sistem dunia yang lebih inklusif dan berimbang.
“Oleh karena itu, tadi semangatnya adalah bagaimana BRICS bisa berkontribusi untuk mendorong reformasi, untuk mendorong penguatan dari sistem multilateral itu sendiri,” ujar Tata.