Sosok Rayyan, Bocah Penari Ujung Sampan Pacu Jalur Kuansing yang Viral Lewat Parodi Seluruh Dunia

R24/zura
Sosok Rayyan, Bocah Penari Ujung Sampan Pacu Jalur Kuansing yang Viral Lewat Parodi Seluruh Dunia.
Sosok Rayyan, Bocah Penari Ujung Sampan Pacu Jalur Kuansing yang Viral Lewat Parodi Seluruh Dunia.

RIAU24.COM - Sosok bocah asyik berjoget di ujung sampan yang melaju cepat kini tengah viral di media sosial. 

Gerakannya banyak diparodikan warganet dari berbagai belahan dunia. Bocah tersebut adalah Rayyan Arkhan Dhika. 

Bocah berusia 11 tahun asal Desa Pintu Lobang Kari, Kecamatan Kuantan Tengah, Kuansing itu viral karena aksinya saat menjadi Togak Luan. Momen ini terjadi saat digelar tradisi Pacu Jalur di Kuantan Singingi (Kuansing), Riau.

Rayyan saat itu menjadi Togak Luan, simbol bahwa jalur tim mereka sedang memimpin lomba.

Saat tampil di ajang Pacu Jalur, Rayyan mengenakan setelan teluk belanga hitam, lengkap dengan tanjak khas Melayu Riau dan kacamata hitam. 

Aksinya menari di ujung perahu mendapat sorotan tajam dari warganet. 

“Saya tidak menyangka bisa seviral itu. Tahunya setelah lihat media sosial, banyak orang luar yang ikut-ikutan nari,” kata Rayyan, beberapa waktu lalu.

Menariknya, Rayyan mengaku bahwa gerakan tari itu dilakukan secara spontan, tanpa latihan sama sekali. 

“Itu spontan saja. Tidak ada belajar atau latihan,” ujarnya sambil tersenyum. 

Rayyan memang bukan anak biasa. Sejak kecil, ia sudah akrab dengan Sungai Kuantan. Ia terbiasa berenang dan menaiki sampan, dua keterampilan penting yang wajib dimiliki seorang Togak Luan, penari di ujung perahu Pacu Jalur. 

“Ayah sering ngajak ke Pacu Jalur, jadi saya tertarik,” kenang Rayyan.

Ayah Rayyan adalah mantan peserta dari tim Jalur Tuah Koghi Dubalang Ghajo. Kakaknya pun pernah menjadi Togak Luan. 

Kini, Rayyan mengikuti jejak keluarga dan sudah dua tahun berturut-turut menjadi bagian dari tim yang sama.

Di balik gemerlap perhatian publik, Rayyan tetap anak-anak seperti biasa. Ia duduk di bangku kelas 5 sekolah dasar dan bercita-cita menjadi seorang prajurit TNI. 

Fenomena tarian viral Rayyan bukan hanya jadi pembicaraan lokal. Ibunya, Rani, mengaku menerima banyak panggilan dari dalam dan luar negeri. 

“Ada yang dari Inggris, Dubai juga ada. Mereka minta live gitu, saya iyakan,” cerita Rani.

Meski bangga, Rani juga kerap merasa khawatir saat Rayyan naik ke jalur, mengingat posisi Togak Luan sangat berisiko jika tidak menjaga keseimbangan. 

“Khawatirnya dia jatuh. Tapi di situ ada tim penyelamat juga. Makanya saya selalu ingatkan jaga keseimbangan,” ujar sang ibu. 

Sebagai orang tua, Rani mendukung penuh semangat anaknya melestarikan tradisi daerah. Ia berharap momen viral ini bisa menjadi pintu gerbang bagi Pacu Jalur Kuansing untuk dikenal lebih luas di kancah internasional. 

“Bangga sekali. Semoga Pacu Jalur Kuansing semakin dikenal lebih luas,” harapnya.

(***) 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak