Bamsoet Dukung Pabrik Rokok jadi Penunjang Ekonomi Nasional 

R24/zura
Bamsoet Dukung Pabrik Rokok jadi Penunjang Ekonomi Nasional.
Bamsoet Dukung Pabrik Rokok jadi Penunjang Ekonomi Nasional.

RIAU24.COM -Bambang Soesatyo melakukan kunjungannya ke pabrik rokok HS di Magelang, Jawa Tengah. 

Anggota DPR RI ini menuturkan industri rokok di Indonesia telah lama menjadi salah satu pilar dalam menunjang perekonomian nasional.

Di tengah semakin ketatnya regulasi dan kesadaran masyarakat akan bahaya kesehatan akibat merokok, Bamsoet menyebut kontribusi sektor ini terhadap pendapatan negara dan penyerapan tenaga kerja sulit untuk diabaikan. 

Dengan lebih dari 6 juta orang yang terlibat dalam industri rokok, baik sebagai petani, pekerja pabrik, maupun pedagang, sektor rokok berdampak signifikan terhadap kesejahteraan banyak keluarga di seluruh Indonesia.

"Industri rokok memiliki peran yang kompleks dalam perekonomian Indonesia. Di satu sisi, sektor ini memberikan kontribusi yang signifikan dalam hal pendapatan dan lapangan kerja. Di sisi lain, tantangan kesehatan dan kebijakan yang semakin ketat menuntut inovasi dan penyesuaian dari para pelaku industri. Penting bagi pemerintah dan kalangan industri untuk bersama mencari solusi yang berkelanjutan. Sehingga, antara aspek perekonomian dan kesehatan masyarakat dapat terjaga dengan baik," ujar Bamsoet dalam keterangannya, Minggu (29/6/2025).

Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini menjelaskan data Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan mencatat pada tahun 2024, penerimaan negara dari cukai hasil tembakau (CHT) mencapai lebih dari Rp 232 triliun.

Hal ini menjadikannya penyumbang terbesar dalam kategori cukai, mencakup sekitar 9-10% dari total pendapatan negara.

Bamsoet menambahkan pendapatan dari cukai tersebut digunakan untuk mendanai berbagai program publik, termasuk Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), melalui skema earmarking Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBH CHT).

"Tidak hanya dari sisi penerimaan negara, sektor ini juga membuka jutaan lapangan kerja. Di hilir, terdapat ratusan ribu buruh pelinting yang bekerja di pabrik-pabrik rokok manual, terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Di hulu, jutaan petani tembakau dan cengkeh menggantungkan nasibnya pada keberlanjutan industri ini. Belum lagi sektor distribusi, logistik, warung kelontong, dan pengecer yang merasakan manfaat ekonomi dari penjualan rokok," kata Bamsoet.

Bamsoet mengatakan industri rokok kini menghadapi tekanan yang tidak ringan. 

Kenaikan tarif cukai rokok pada 2024 sebesar rata-rata 10 persen, memicu kekhawatiran akan melonjaknya peredaran rokok ilegal.

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak