Donald Trump Sebut Iran Pengganggu Timur Tengah Setelah Serangan AS, Klaim Situs Nuklir Hancur Total

R24/tya
Pidato Donald Trump kepada rakyat setelah serangan terhadap fasilitas nuklir Iran /Cuplikan layar LIVE Gedung Putih
Pidato Donald Trump kepada rakyat setelah serangan terhadap fasilitas nuklir Iran /Cuplikan layar LIVE Gedung Putih

RIAU24.COM - Presiden AS Donald Trump, dalam pidato pertamanya kepada rakyat setelah serangan Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Iran, menyebut Teheran sebagai pengganggu Timur Tengah.

 Trump juga mengatakan bahwa situs nuklir Iran hancur total.

"Beberapa waktu lalu militer AS melakukan serangan presisi besar-besaran terhadap tiga fasilitas nuklir utama rezim Iran: Fordo, Natanz, dan Isfahan," jelasnya, seraya menambahkan bahwa semua orang telah mendengar nama-nama tersebut selama bertahun-tahun saat Iran membangun apa yang disebut Trump sebagai usaha yang sangat merusak.

Menyebut serangan itu sebagai 'keberhasilan militer yang spektakuler', Trump mengatakan, "fasilitas pengayaan nuklir utama Iran telah sepenuhnya dan total dihancurkan."

Dengan menyebut Teheran sebagai negara sponsor teroris nomor satu di dunia, Trump mengatakan bahwa tujuan AS dengan serangan ini adalah penghancuran kapasitas pengayaan nuklir Iran dan menghentikan ancaman nuklir yang ditimbulkan oleh negara tersebut.

Trump, yang gemar menciptakan julukan, kemudian menyebut Iran sebagai pengganggu Timur Tengah dan mengatakan bahwa negara itu harus berdamai sekarang.

Ia menambahkan bahwa jika Teheran tidak menuruti perintahnya, "serangan di masa mendatang akan jauh lebih besar dan lebih mudah.

Padahal sehari sebelumnya, pada hari Jumat (21 Juni) Trump telah memberi Iran peringatan maksimal dua minggu, dalam pidatonya kepada rakyat, dan mengatakan bahwa ia telah memutuskan sejak lama bahwa dan tidak akan membiarkan ini terjadi. Ini tidak akan berlanjut.

Ia mengakhiri pidato singkatnya dengan peringatan yang mengancam bagi Iran, dengan mengatakan, "ini tidak dapat terus berlanjut. Akan ada perdamaian atau tragedi bagi Iran yang jauh lebih besar daripada yang telah kita saksikan selama delapan hari terakhir."

"Ingat, masih banyak target yang tersisa. Target malam ini adalah yang tersulit dari semuanya, sejauh ini, dan mungkin yang paling mematikan. Tetapi jika perdamaian tidak segera datang, kami akan mengejar target lainnya dengan presisi, kecepatan, dan keterampilan. Sebagian besar dari mereka dapat disingkirkan dalam hitungan menit," katanya.

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak