RIAU24.COM - Apakah mungkin sperman yang ditelan oleh seorang wanita bisa menyebabkan proses pembuahan dan menghasilkan janin?
Secara teori hal ini tidak mungkin terjadi. Namun, ternyata lebih dari 30 tahun lalu, ada seorang gadis 15 tahun yang hamil karena menelan sperma kekasihnya.
Kasus ini dipublikasikan di jurnal Obstetrics & Gynaecology pada 1988 dengan judul 'Oral conception. Impregnation via the proximal gastrointestinal tract in a patient with an aplastic distal vagina.
Kronologi
Dikutip dari Live Science, kronologinya bermula saat remaja tersebut datang ke rumah sakit dengan keluhan sakit perut akut yang hilang dan muncul secara berkala.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, pasien ternyata sedang hamil sekitar sembilan bulan. Rahim pasien mengalami kontraksi secara teratur dan posisi janin sudah berada dengan kepala menghadap ke bawah di jalan lahir.
Menurut laporan kasus, remaja tersebut mengaku tidak menyadari kehamilannya.
Terlebih, remaja tersebut tidak memiliki lubang vagina, cacat lahir langka yang disebut atresia vagina distal.
Para ilmuwan memperkirakan kondisi ini memengaruhi satu dari 4.000 hingga 10.000 bayi perempuan baru lahir.
Hal ini, pada prinsipnya, seharusnya membuat remaja tersebut mustahil untuk hamil tanpa bantuan teknologi seperti in vitro fertilization ( IVF ).
Kondisi itu juga membuatnya kesulitan untuk melahirkan melalui vagina, sehingga sang anak harus dilahirkan melalui operasi caesar.
Dokter yang kebingungan menanyai gadis itu tentang bagaimana dia bisa hamil dan akhirnya mengetahui sembilan bulan sebelumnya dia pernah dirawat di rumah sakit karena luka tusuk di perutnya.
Pasien menceritakan kepada seorang perawat, dia telah diserang oleh mantannya ketika memergoki dia melakukan hubungan seks oral dengan pacar barunya.
Dokter menyimpulkan setelah penusukan itu, sperma yang sempat ia telan berpindah ke organ reproduksinya melalui robekan pada saluran pencernaannya, sehingga menyebabkan kehamilan.
Namun masih ada satu bagian teka-teki yang hilang. Asam yang ditemukan dalam sistem pencernaan, yang memecah makanan menjadi nutrisi bagi tubuh, biasanya cukup kuat untuk membunuh sperma dengan mudah.
Sementara air liur memiliki kadar asam yang lebih rendah dibandingkan bagian lain dari sistem pencernaan.
Keasaman diukur dengan skala pH, yang berkisar dari 0 hingga 14. Semakin rendah angkanya, semakin banyak asam yang ada. Lambung bersifat asam, dengan pH 1,5 hingga 3,5 . Air liur biasanya memiliki pH rata-rata 6,7, yang mendekati netral.
Hal ini dapat menjelaskan mengapa sperma dalam kasus ini masih dapat bertahan hidup setelah ditelan, menurut laporan tersebut.
Dokter juga menduga sperma tersebut mungkin masih bisa bertahan hidup karena gadis itu kekurangan gizi saat ditusuk.
Laporan tersebut menjelaskan, kekurangan gizi dapat mengurangi keasaman sistem pencernaan dan ini menciptakan peluang 'aneh' bagi sperma yang tertelan untuk mencapai rahimnya melalui luka pisau.
Selain itu, dokter juga menyebutkan anak laki-laki yang lahir dengan berat 6,2 pon atau 2,8 kg tumbuh menyerupai ayahnya, pria yang menjadi kekasih baru remaja tersebut.
(***)