RIAU24.COM - Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) telah memantau situs nuklir Iran sementara Israel terus menyerang fasilitas nuklir.
Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi dalam sebuah pernyataan kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, mengatakan bahwa jika Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Bushehr diserang, konsekuensinya bisa sangat serius.
Bushehr merupakan pembangkit listrik tenaga nuklir yang beroperasi dan menampung ribuan kilogram material nuklir.
"Tujuh negara di kawasan ini telah menghubungi saya secara langsung untuk menyampaikan kekhawatiran mereka," kata Grossi, seraya menambahkan bahwa jika terjadi serangan terhadap pembangkit listrik ini, serangan langsung dapat mengakibatkan pelepasan radioaktivitas yang sangat tinggi ke lingkungan.
"Demikian pula, hantaman yang melumpuhkan dua jaringan listrik yang memasok tenaga listrik ke pembangkit listrik dapat menyebabkan inti reaktor meleleh, yang dapat mengakibatkan pelepasan radioaktivitas dalam jumlah besar ke lingkungan," katanya.
Serangan terhadap situs nuklir di Republik Islam Iran telah menyebabkan penurunan tajam dalam keselamatan dan keamanan nuklir di Iran.
Meskipun sejauh ini serangan tersebut belum menyebabkan kebocoran radiologi yang memengaruhi masyarakat, ada bahaya hal ini dapat terjadi, demikian bunyi pernyataan tersebut.
Melanjutkan tentang Bushehr, dalam kasus terburuk, kedua skenario akan memerlukan tindakan perlindungan, termasuk evakuasi dan penampungan penduduk atau kebutuhan untuk mengonsumsi yodium yang stabil, dengan jangkauan yang meluas hingga jarak beberapa hingga beberapa ratus kilometer.
Selain itu, pemantauan radiasi perlu mencakup jarak beberapa ratus kilometer dan pembatasan makanan mungkin perlu diterapkan.
Grossi lebih lanjut menyerukan pengendalian diri secara maksimal, dengan mengatakan bahwa eskalasi militer mengancam nyawa dan menunda pekerjaan yang sangat diperlukan menuju solusi diplomatik untuk jaminan jangka panjang bahwa Iran tidak memperoleh senjata nuklir.
"IAEA, seperti halnya yang terjadi dalam konflik militer antara Federasi Rusia dan Ukraina, tidak akan tinggal diam selama konflik ini," tambahnya.
(***)