RIAU24.COM - Di tengah meningkatnya ketegangan dan operasi militer di Iran dan Israel, ledakan dilaporkan terjadi di Bandara Mehrabad, Teheran, Sabtu dini hari (14 Juni). Kebakaran dan asap tebal mengepul dari bandara, demikian dilaporkan AFP.
Menurut Kantor Berita Fars, dua proyektil menghantam bandara. Ledakan itu terjadi saat Israel dan Iran saling serang dengan rudal pada malam kedua.
Kantor berita lokal ISNA membagikan sebuah video yang menunjukkan kepulan asap tebal mengepul dari area bandara di Teheran bagian barat, sementara kantor berita Mehr melaporkan adanya ledakan di sana.
Kantor berita Fars mengatakan dua proyektil menghantam area sekitar bandara.
Menurut laporan media Iran, beberapa ledakan keras juga terdengar di lingkungan Hakimieh dan Tehranpars di Teheran timur.
Israel pada Jumat dini hari menyerang puluhan lokasi di Iran, termasuk lokasi nuklir.
Serangan itu menewaskan empat perwira senior Iran, termasuk Mayor Jenderal Mohammad Bagheri dan Mayor Jenderal Hossein Salami.
Media Iran melaporkan bahwa enam ilmuwan nuklir dan 78 warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak, juga tewas. Puluhan lainnya terluka dalam serangan tersebut.
Setelah serangan mematikan itu, Iran menyebut serangan itu sebagai deklarasi perang dan meluncurkan lebih dari 100 pesawat tanpa awak ke Israel sebagai balasan.
Sebagian besar pesawat itu dicegat oleh sistem pertahanan udara Israel. Namun, gelombang kedua serangan rudal berhasil menghantam kota-kota Israel.
Laporan menunjukkan sekitar 40 orang dibawa ke rumah sakit di Israel, dengan dua di antaranya dalam kondisi kritis.
Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Avichay Adraee mengonfirmasi serangan tersebut, dan menambahkan bahwa sebagian besar rudal dicegat atau tidak mencapai sasarannya.
“Ada sejumlah bangunan terbatas yang terkena serangan, beberapa di antaranya akibat pecahan peluru dari operasi intersepsi,” tambahnya.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mendesak warga Iran untuk melawan apa yang disebutnya sebagai rezim jahat dan represif.
Ia menggambarkan serangan tersebut, yang diberi nama Operasi Rising Lion, sebagai salah satu operasi militer terhebat dalam sejarah.
(***)